Ahad 08 Sep 2024 00:21 WIB

Harga Minyak Dunia Turun, ICP Agustus Ditetapkan 78,51 dolar AS/Barel, Ini Penyebabnya

Penurunan selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Agustus 2024 ditetapkan sebesar 78,51 dolar Amerika Serikat (AS)/barel.
Foto: Pertamina
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Agustus 2024 ditetapkan sebesar 78,51 dolar Amerika Serikat (AS)/barel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Agustus 2024 ditetapkan sebesar 78,51 dolar Amerika Serikat (AS)/barel. Angka ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Agustus 2024 tanggal 2 September 2024. 

Angka demikian merupakan penurunan dari ICP bulan sebelumnya sebesar 82 dolar AS/barel. Kepala Biro KLIK Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan penurunan ini selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar akan turunnya permintaan sentimen negatif pasar.

Baca Juga

"Juga diperkuat dengan meredanya ketegangan politik di Timur Tengah," kata Agus dalam keterangan resminya, di Jakarta, ditulis pada Sabtu (7/9/2024).

Penurunan harga minyak juga terjadi akibat adanya rencana OPEC+ untuk tetap menghentikan pengurangan produksi secara sukarela mulai bulan Oktober 2024. Itu berarti peningkatan pasokan minyak pada penghujung tahun 2024.

Kemudian, International Energy Agency (IEA) dalam laporan bulan Agustus 2024 menyampaikan peningkatan produksi minyak mentah dunia sebesar 230 ribu bph menjadi 103,4 juta bph. Ini seiring pasokan OPEC+ secara bertahap kembali memasuki pasar dan peningkatan pasokan non-OPEC+.

"IEA dan OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak terutama untuk tahun 2025, dengan sebagian besar alasan diakibatkan dari perlambatan ekonomi dan melemahnya konsumsi minyak Tiongkok," ujar Agus.

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang diindikasikan dengan penurunan Purchasing Manager Index (PMI), baik untuk sektor manufaktur maupun non-manufaktur. Serta merosotnya permintaan minyak dan BBM di Tiongkok akibat peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan dengan bahan bakar gas alam cair.

OPEC juga merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2024 sebesar 0,1 persen menjadi 0,2 persen bila dibandingkan pada publikasi bulan sebelumnya. Ini akibat lemahnya iklim investasi di Jepang pada Semester 1 tahun 2024.

Adapun perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Agustus 2024 dibandingkan Juli 2024 mengalami penurunan menjadi sebagai berikut:

Dated Brent turun sebesar 4,40 dolar AS/bbl dari 85,31 dolar AS/bbl menjadi 80,91 dolar AS/bbl.

WTI (Nymex) turun sebesar 5,05 dolar AS/bbl dari 80,48 dolar AS/bbl menjadi 75,43 dolar AS/bbl.

Brent (ICE) turun sebesar 5,00 dolar AS/bbl dari 83,88 dolar AS/bbl menjadi 78,88 dolar AS/bbl.

Basket OPEC turun sebesar 6,03 dolar AS/bbl dari 84,43 dolar AS/bbl menjadi 78,40 dolar AS/bbl.

Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar 3,49 dolar AS/bbl dari 82,00 dolar  AS/bbl menjadi 78,51 dolar AS/bbl.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement