Selasa 10 Sep 2024 09:48 WIB

Ternyata Ada Peran BUMN di Balik Produk Beras Pertama Timor Leste

Pendampingan ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian di Timor Leste.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
 PT Petrokimia Gresik.
Foto: dok istimewa
PT Petrokimia Gresik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Petrokimia Gresik berhasil mendukung terciptanya ekosistem pertanian yang produktif di Timor Leste, hingga melahirkan produk pangan di negara yang berusia 23 tahun tersebut. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo usai menghadiri peluncuran beras nasional perdana Timor Leste di Dili, Timor Leste.

"Dukungan ini diberikan Petrokimia Gresik melalui pendampingan budidaya pertanian dan dukungan pupuk nonsubsidi unggulan Petrokimia Gresik," ujar Dwi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (9/9/2024).

Baca Juga

Dwi menyampaikan hasil positif dari pendampingan ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian di Timor Leste dari sebelumnya hanya 1,5 ton hingga tiga ton per hektare menjadi 8 ton sampai 11 ton per hektare atau terjadi peningkatan antara tiga kali hingga lima kali lipat.

Selain itu, budi daya bisa dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun, dari sebelumnya hanya sekali setiap tahunnya.

"Dukungan ini tentu kami berikan setelah Petrokimia Gresik mengutamakan amanah dalam menyalurkan pupuk bersubsidi di dalam negeri," ucap Dwi.

Dwi menyebut upaya ini sekaligus menjadi kontribusi Petrokimia Gresik dalam mendukung masyarakat dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara yang tengah ramai berdiskusi tentang isu krisis pangan. Dwi menyampaikan anggota holding Pupuk Indonesia dalam program pendampingan budidaya ini bekerja sama melalui PT Petrosida Gresik dengan Camara de Comercio e Industria de Timor Leste (CCI LT) mulai Oktober 2023.

"Petrokimia Gresik melalui PT Petrosida Gresik telah melaksanakan kegiatan pendampingan budi daya di sepuluh titik demplot yang tersebar di wilayah Maliana, Vemase, Los Palos, Manatutu, dan Baucau dengan total luasan 10 hektare," lanjut Dwi.

Dwi menjelaskan kegiatan budi daya dilakukan dengan menggunakan pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik. Selain itu juga mengaplikasikan pestisida, dan bahan organik dari Petrokimia Gresik Grup.

"Dari hasil panen ini kemudian dilakukan pengolahan oleh CCI LT menjadi produk pangan berupa beras. Dan beras bermerk MANA BOOT ini menjadi produk beras nasional pertama bagi Timor Leste," sambung Dwi.

Dwinmenambahkan kerja sama pendampingan ini akan diperluas pada komoditas potensial Timor Leste, yaitu kentang, jeruk dan tembakau. Sehingga produktivitasnya dapat meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Untuk menyukseskan program perluasan pendampingan ini telah dibentuk 13 tenaga aplikator sebagai tenaga agronomis yang akan menjadi ujung tombak di lapangan," kata Dwi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement