Rabu 11 Sep 2024 15:38 WIB

Kisah Tragis Bidan India, Bunuh Bayi-Bayi Perempuan yang tidak Diinginkan

Diperkiraan ada lebih dari 1.000 bayi wanita dibunuh setiap tahun di satu distrik.

Police Line (ilustrasi)
Foto: www.nbcmiami.com
Police Line (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Bidan Siro Devi memeluk Monica Thatte sambil menangis. Monica, yang berusia akhir 20-an, telah kembali ke tempat kelahirannya - kota di India tempat Sir membantu melahirkan ratusan bayi.

Namun, menurut laporan BBC, ini bukanlah reuni yang mudah. ​​Ada sejarah yang menyakitkan di balik air mata Siro. Sesaat sebelum Monica lahir, Siro dan beberapa bidan India seperti dia secara teratur ditekan untuk membunuh bayi perempuan yang baru lahir.

Baca Juga

Tapi bukti menunjukkan bahwa Monica adalah salah satu yang mereka selamatkan."Saya telah mengikuti kisah Siro selama 30 tahun, sejak saya mewawancarainya dan empat bidan desa lainnya di negara bagian Bihar, India, pada tahun 1996," tulis Amitabh Parashar dalam laporan investigative BBC Eye.

Para bidan, tulis Amitabh, diidentifikasi oleh sebuah organisasi nonpemerintah sebagai dalang pembunuhan bayi perempuan di distrik Katihar.

Bidan-bidan itu di bawah tekanan dari orang tua bayi yang baru lahir, untuk membunuh bayi-bayi itu dengan memberi mereka bahan kimia atau sekadar mencekik leher mereka.

Hakiya Devi, bidan tertua yang diwawancarai oleh Amitab, mengaku bahwa ia telah membunuh 12 atau 13 bayi. Bidan lainnya, Dharmi Devi, mengaku telah membunuh lebih banyak lagi - setidaknya 15-20.

Tidak mungkin untuk memastikan jumlah pasti bayi yang mungkin telah mereka bunuh. Ini mengingat cara pengumpulan data.

Namun, bidan-bidan itu muncul dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 1995 oleh sebuah LSM, berdasarkan wawancara dengan mereka dan 30 bidan lainnya.

Jika perkiraan laporan tersebut akurat, lebih dari 1.000 bayi perempuan dibunuh setiap tahun di satu distrik oleh hanya oleh 35 bidan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement