REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO --Guru Besar Ilmu Fiqih di Universitas Al Azhar Kairo Mesir, Hani Tammam, mengingatkan, keimanan yang sempurna kepada Allah SWT juga berkaitan dengan rasa mahabbah atau cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Hal itu sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, sebagai berikut:
- لا يُؤْمِنُ أحدُكم حتى أكونَ أحبَّ إليه من ولدِهِ ، ووالدِهِ ، والناسِ أجمعينَ
"Tidak seorang pun di antara kalian beriman (dengan iman yang sempurna) sampai aku (Nabi Muhammad SAW) lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh umat manusia." (HR. Muslim)
Karena itu, Tamam menjelaskan, seorang Muslim tentu mencintai Nabi Muhammad SAW di dalam hatinya, melebihi siapapun. "Cinta kepada Nabi kita, Muhammad SAW, ada di hati melebihi siapapun, siapapun dia," tuturnya, dilansir Masrawy.
Dia juga menyampaikan, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu amalan yang paling utama dan merupakan bentuk kedekatan terbesar seorang Muslim kepada Nabi Muhammad SAW. "Karena, itu adalah ungkapan kegembiraan dan cinta kita kepada Nabi SAW," paparnya.
Merayakan peringatan Maulid Nabi bisa dengan mengumpulkan orang-orang untuk mengenangnya, berdzikir, melantunkan puji-pujian dan bersholawat kepada beliau SAW, serta memberikan makanan sebagai bentuk sedekah.
"Ini sebuah pernyataan cinta kepada junjungan kita, Rasulullah SAW, da pernyataan kegembiraan kita pada hari kelahiran beliau," kata Hanin Tammam.