Ahad 15 Sep 2024 08:03 WIB

Tunduknya Pohon kepada Rasulullah SAW

Rasulullah merupakan teladan setiap orang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)
Foto: Dok. Republika
Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan beberapa contoh tentang mukjizat Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan beberapa riwayat, ia menjelaskan tentang tunduknya pohon kepada Rasulullah SAW.

Ibnu Majah, ad-Darimi, dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas ibn Malik dan Ali RA, serta al-Bazzar dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Umar bahwa tiga orang sahabat mulia berkata, Rasul SAW pernah sangat bersedih karena orang-orang kafir mendustakan beliau. Ketika itu beliau berkata:

Baca Juga

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﺭﻧﻲ ﺁﻳﺔً ﻟﺎ ﺃُﺑﺎﻟﻲ ﻣﻦ ﻛﺬّﺑﻨﻲ ﺑﻌﺪﻫﺎ

Artinya: "Ya Allah, perlihatkan padaku satu bukti yang sesudah itu aku tidak peduli jika masih ada yang mendustakanku."

Sementara dalam riwayat Anas berbunyi, “Jibril berkata kepada Nabi SAW yang terlihat sedih, “Maukah kutunjukkan satu bukti kepadamu.”

“Ya,” jawab beliau.

Maka, Rasulullah SAW melihat kepada sebuah pohon yang berada di balik lembah. Lalu Jibrill berkata, “Panggillah pohon itu!”

Seketika pohon itu datang berjalan hingga berada di hadapan beliau. “Suruhlah ia kembali!” Pohon itupun kembali ke tempatnya semula.

Seorang ulama besar asal Maroko, Al-Qadhi Iyadh dalam kitabnya, asy-Syifa, meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abdullah ibn Umar RA yang berkata,

“Kami bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Lalu ada seorang Arab badui yang berjalan mendekati beliau. ‘Wahai fulan, hendak ke mana?’ tanya beliau. ‘Hendak pulang ke rumah?’ jawabnya. ‘Maukah engkau menuju kepada kebaikan?’ tanya beliau lagi. ‘Apa itu?’ Beliau mrnjawab, ‘Yaitu engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.’ ‘Siapa yang menjadi saksi atas ucapan Anda ini?’ Beliau menjawab, ‘Pohon besar ini.’ Pohon tersebut berada di tepi lembah.Seketika ia tercabut lalu datang ke hadapan beliau. Beliau memintanya untuk memberi kesaksian sebanyak tiga kali. Maka pohon itupun bersaksi seperti yang beliau katakan. Setelah itu ia kembali ke tempatnya.” (HR ath-Thabrani)

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement