REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok Houthi Yaman mengeklaim telah menyerang target militer di Jaffa, Israel tengah, dengan menggunakan misil balistik hipersonik baru. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, pada Ahad (15/9/2024), mengatakan bahwa misil tersebut menempuh jarak 2.040 kilometer dan berhasil mengenai sasaran di mana sistem pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.
“Rintangan geografis, agresi AS-UK, serta sistem spionase dan sistem pertahanan udara (Israel) tidak akan mencegah Yaman mendukung Palestina,” kata Houthi.
Sementara itu, tidak ada komentar langsung dari pihak Israel mengenai klaim Houthi, tetapi sebelumnya angkatan udara Israel dilaporkan mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki bagaimana misil tersebut bisa menempuh jarak sejauh itu tanpa dicegat. Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah setidaknya sembilan orang terluka akibat misil balistik dari Yaman yang mendarat di dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada Minggu pagi.
Menurut surat kabar Haaretz, puing-puing dari misil pencegat jatuh di sebuah stasiun kereta di pinggiran Modi'in di Israel tengah, menyebabkan kerusakan. Kebakaran juga terjadi di area terbuka di Kfar Daniel di Israel tengah akibat puing-puing tambahan yang jatuh.
Kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan oleh Israel, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan misil dan drone sebagai solidaritas terhadap Gaza yang telah mengalami serangan menghancurkan dari Israel sejak 7 Oktober lalu.
Sementara itu, karena Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap lokasi Houthi di dalam Yaman, Houthi menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai target militer.