REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Usai Perang Dzatur-Riqa, Nabi Muhammad duduk sendirian di bawah sebatang pohon di Madinah. Ghaurats Ibnul Harits, seorang kafir Quraisy melihat saat itulah kesempatan emas untuk membunuh beliau.
Ghaurats mendekat dan diacungkannya pedang ke arah wajah Nabi Muhammad. Dengan siap menantang, ia bertanya, "Siapa yang dapat melindungimu dariku?"
Dengan yakin dan tenang, Nabi Muhammad menjawab, "Allah."
Tiba-tiba saja pedang di tangan Ghaurats itu jatuh. Nabi kemudian memungutnya dan mengacungkannya ke arah Ghaurats lalu bertanya, "Sekarang siapa yang dapat melindungimu dariku?"
"Maafkanlah saya," pinta orang itu.
"Ucapkanlah, 'Asyhadu ala ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."
Ghaurats tidak bersedia mengucapkannya, namun ia berjanji bahwa ia tidak akan memerangi Nabi Muhammad atau membantu kaum yang memerangi beliau. Nabi Muhammad kemudian membiarkan Ghaurats pergi.
Dia mendatangi kabilah Ghathfan dan Muharib. Kepada mereka, ia berkata, "Aku baru saja bertemu manusia terbaik." (HR Bukhari dan Muslim).
Sumber: Saat-Saat Berkesan Bersama Rasulullah SAW / Abdul Aziz Asy-Syinawi