REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Meledaknya ratusan penyeranta alias pager yang membunuh sembilan orang termasuk seorang gadis kecil dan melukai 3.000 lainnya di Lebanon kian terungkap sebagai operasi teror Israel. Bagaimana operasi tersebut dilakukan?
Sejak awal saling balas serangan antara kelompok Hizbullah melawan Israel, pemimpin kelompok itu sudah mewanti-wanti rencana jahat Israel melalui telepon genggam pintar. Hal tersebut memicu perintah agar anggota Hizbullah tak menggunakan telepon genggam.
Pejuang Hizbullah kemudian menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya menghindari pelacakan lokasi Israel, dua sumber yang mengetahui operasi kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters tahun ini. Pager tersebut adalah perangkat telekomunikasi nirkabel yang menerima dan menampilkan pesan. Rencana ini kemudian diendus Israel.
The New York Times melaporkan bahwa agen Israel kemudian menyembunyikan bahan peledak di dalam pager merek Gold Apollo buatan Taiwan sebelum diimpor ke Lebanon, mengutip pejabat Amerika dan lainnya yang diberi pengarahan tentang operasi tersebut. Bahan tersebut ditanamkan di sebelah baterai dengan saklar yang dapat dipicu dari jarak jauh untuk meledak.