REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon pada Selasa (17/9/2024) mengatakan, Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan massal alat penyeranta (pager) di sejumlah wilayah di Lebanon. Kelompok itu juga memastikan jatuhnya sejumlah korban jiwa dan mengancam akan melakukan aksi balasan.
Pada Selasa pagi kantor berita nasional Lebanon, NNA, melaporkan bahwa puluhan orang terluka akibat ledakan penyeranta di pinggiran selatan Kota Beirut. Kemudian, penyiar Lebanon, OTV, mengutip Menteri Kesehatan Firas Abyad, menyampaikan laporan bahwa ratusan warga terluka akibat insiden tersebut.
Sejumlah laporan menyebutkan alat komunikasi penyeranta yang digunakan Hizbullah sebagai sistem komunikasi tertutup merupakan yang paling kokoh terhadap upaya peretasan dan penyadapan.
"Setelah memeriksa semua fakta, data, dan informasi terkini tentang serangan keji yang terjadi sore ini, kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini, yang juga berdampak terhadap warga sipil dan menimbulkan korban jiwa serta menyebabkan sejumlah besar korban luka ... Musuh jahat dan berbahaya ini tentunya akan menerima pembalasan yang setimpal atas agresi keji ini," demikian isi pernyataan tersebut.
Lebanon pada Selasa (17/9/2024) mengumumkan penutupan semua sekolah dan institusi pendidikan di seluruh negara tersebut pada Rabu (18/9/2024). Hal itu menyusul ledakan alat penyeranta (pager) yang menewaskan setidaknya sembilan orang dan melukai ribuan lainnya.
“Kami mengumumkan penutupan sekolah negeri dan swasta, Universitas Lebanon, serta semua institusi pendidikan tinggi swasta pada Rabu, sebagai bentuk kecaman atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh musuh Israel terhadap warga sipil,” kata Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi.
Menghentikan mesin pembunuh Israel.. baca di halaman selanjutnya.