Senin 23 Sep 2024 00:00 WIB

Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina

Dunia harus hentikan kebiadaban Israel di Palestina dan Lebanon.

Buldoser tentara Israel bergerak melalui kota Qabatiya di Tepi Barat selama penggerebekan, Kamis, 19 September 2024.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Buldoser tentara Israel bergerak melalui kota Qabatiya di Tepi Barat selama penggerebekan, Kamis, 19 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menyebut Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace (IDP) merupakan momen penting bagi negara-negara di dunia untuk terus menyerukan perdamaian bagi Bangsa Palestina.

"Jangan pernah lelah menyerukan perdamaian bagi Bangsa Palestina. Konflik dan krisis kemanusiaan di Palestina harus segera dihentikan. Bila semua negara bersama-sama memperkuat solidaritas, bukan hal yang mustahil menciptakan perdamaian di dunia ini," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu.

Baca Juga

Hari Perdamaian Internasional sendiri diperingati setiap tanggal 21 September. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian di seluruh dunia.

Khofifah mengatakan, Hari Perdamaian Internasional dapat menjadi momentum yang tepat untuk terus-menerus meningkatkan kesadaran global tentang konflik kemanusiaan di Palestina. Salah satunya dengan menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan tentang perdamaian dan perlindungan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina.

"Perdamaian adalah proses yang memerlukan komitmen bersama dan keterlibatan dari berbagai pihak. Termasuk pentingnya solidaritas global untuk menunjukkan dukungan melalui aksi damai," katanya.

Menurutnya, perdamaian bukan sekadar tidak ada perang, perdamaian adalah proses dinamis dan partisipatif. Proses ini mengharuskan setiap individu, komunitas, dan bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik dengan dialog yang terbuka dan kerja sama.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan Hari Perdamaian Internasional bukanlah sebuah perayaan belaka. Namun, harus menjadi momen refleksi bagi seluruh umat manusia untuk berkomitmen pada perdamaian di atas segala perbedaan.

"Peringatan ini juga menjadi panggilan untuk melawan ketidakadilan, mengurangi dampak perubahan iklim, serta memperjuangkan hak asasi manusia di seluruh dunia," katanya.

Yang tidak kalah penting, ujar dia, adalah bagaimana kita membangun budaya damai. Apalagi di tengah keberagaman budaya, etnis, dan agama, sikap saling memahami dan toleransi merupakan hal yang sangat penting.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement