Ahad 22 Sep 2024 14:43 WIB

Wamentan Sebut Indonesia Bisa Capai Swasembada Pangan Seperti China

Kerja sama dengan China sangat penting bagi Indonesia.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Wamentan Sudaryono menilai Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan seperti China. (ilustrasi)
Foto: Antara
Wamentan Sudaryono menilai Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan seperti China. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menilai Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan seperti China saat ini. Ia menekankan pentingnya kerja sama strategis antara kedua negara dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Wamentan menyampaikan hal ini saat menghadiri undangan dacara National Day Reception of the Chinese Embassy in Indonesia di Jakarta, pada Kamis (19/9/2024) malam WIB. Ia menyoroti pencapaian negeri Tirai Bambu yang mampu memberikan ketahanan pangan bagi lebih dari 1 miliar penduduknya.

Baca Juga

"Kerja sama dengan China sangat penting bagi Indonesia. Mereka telah berhasil membangun sistem pertanian yang mampu menopang kebutuhan pangan penduduknya yang sangat besar, bahkan di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan. Kita bisa belajar dari teknologi dan kebijakan pertanian mereka, dan kita bisa mewujudkan swasembada pangan seperti China," kata Sudaryono dalam keterangan resmi di situs Kementerian Pertanian, dikutip Republika pada Ahad (22/9/2024).

Ia melihat salah satu kunci sukses China dalam menjaga ketahanan pangan adalah penerapan teknologi modern, seperti penggunaan big data dalam pengelolaan sistem pertanian, serta dukungan penuh dari pemerintah terhadap sektor pertanian. Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas pertanian. 

"Dengan kerja sama yang erat, kita tidak hanya akan meningkatkan hasil pertanian kita sendiri, tetapi juga akan turut memperkuat posisi Indonesia di rantai pasokan pangan global," ujar Sudaryono.

Ia menegaskan, kerjasama kedua negara tidak hanya sekadar transfer teknologi. Pada saat yang sama, bisa menjadi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dalam hal pengembangan varietas tanaman, manajemen sumber daya air, hingga kebijakan subsidi dan insentif bagi petani.

"China salah satu negara penting bagi Indonesia, baik dari sisi diplomasi, dari perdagangan, lalu pertukaran pelajar, dan kemudian banyak sekali mutual benefit bagi kedua negara. Ada kerjasama yang terjalin dengan baik selama ini," ujarnya.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan berbagai inisiatif untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, dan kerjasama dengan negara-negara yang memiliki pengalaman sukses di bidang ini. Salah satunya China. Hal itu dinilai sebagai langkah strategis untuk menjamin kecukupan pangan bagi 270 juta penduduk tanah air.

Di akhir pernyataannya, Wamentan mengajak seluruh pihak, baik dari sektor publik maupun swasta, untuk bersama-sama mendukung upaya ini. "Kita harus bekerja bersama, baik dengan negara sahabat maupun di dalam negeri, untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan, dan kita pasti bisa mewujudkan swasembada pangan seperti yang dilakukan oleh Tiongkok," tutur Sudaryono.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement