Rabu 25 Sep 2024 14:00 WIB

Pemimpin Dunia Serukan Investasi yang Lebih Besar pada Energi Bersih

Subsidi bahan bakar fosil melebihi subsidi energi terbarukan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (15/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemimpin-pemimpin dunia menyerukan lebih banyak investasi pada energi terbarukan untuk mengatasi perubahan iklim. Negara-negara berkembang mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak bantuan finansial untuk transisi energi.

Presiden Kenya William Ruto mencatat investasi energi terbarukan di Afrika bagian dari janji global di Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP28) di Dubai tahun lalu untuk meningkatkan kapasitas energi bersih pada tahun 2030.

"Afrika menerima kurang dari 5 persen investasi energi terbarukan global meski merupakan rumah bagi 60 persen peluang terbaik energi surya," kata Ruto dalam Pertemuan Energi Terbarukan Global di Majelis Umum PBB, Selasa (24/9/2024).

Ia mengatakan, Afrika kaya sumber daya alam yang dibutuhkan untuk pembangunan. Tapi tidak selalu memiliki akses ke sumber itu karena bauran energi yang tidak dapat diandalkan dan mahal.