Kamis 26 Sep 2024 06:19 WIB

Prabowo Sebut Anggaran Pertahanan RI Rendah Cuma 0,89 Persen dari PDB

Anggaran pertahanan Filipina 1,8 persen dan Singapura tiga persen dibandingkan PDB.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Rapat tersebut beragendakan membahas pembicaraan tingkat I terhadap lima Rancangan Undang-Undang (RUU) kerja sama bidang pertahanan.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Rapat tersebut beragendakan membahas pembicaraan tingkat I terhadap lima Rancangan Undang-Undang (RUU) kerja sama bidang pertahanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengatakan, terciptanya kesejahteraan rakyat saat ini masih lebih didahulukan daripada kekuatan pertahanan negara. Pemerintah lebih mendahulukan kesejahteraan rakyat meningkat dibandingkan mebangun kekuatan pertahanan.

"Pada kesempatan ini sekali lagi saya juga mengakui bahwa kehendak kita, cita-cita kita, untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum tercapai karena kita mendahulukan kesejahteraan rakyat," kata Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.

Baca Juga

Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR RI dengan agenda pengambilan persetujuan pembicaraan Tingkat I terhadap lima RUU kerja sama bidang pertahanan, yang menjadi raker terakhir antara Komisi I DPR dan Kemenhan RI.

Ketua umum DPP Partai Gerindra tersebut menyatakan, anggaran pertahanan Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya, yakni tidak sampai satu persen dari produk domestik bruto (PDB). Lebih tepatnya anggaran pertahanan RI di angka 0,8 persen.