Sabtu 28 Sep 2024 08:23 WIB

Generasi Milenial dan Gen Z Mau Mulai Investasi? Ini Cara Melihat Risikonya

Salah satu prinsip investasi, yaitu pengelolaan risiko yang optimal.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Head of Portfolio Analytical Group PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat dalam acara Goes to Campus bertajuk
Foto: Bahana TCW
Head of Portfolio Analytical Group PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat dalam acara Goes to Campus bertajuk "Literasi Keuangan" di Universitas Trisakti, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi, Indonesia Financial Group (IFG), berkomitmen mendorong penguatan literasi finansial khususnya terkait investasi bagi milenial

dan Gen Z. Bentuk konkret dari komitmen tersebut adalah dukungan IFG terhadap kegiatan Goes to Campus bertajuk "Literasi Keuangan" di Universitas Trisakti, Jakarta.

Baca Juga

Sekretaris Perusahaan IFG Oktarina Dwidya Sistha mengatakan IFG Group terus mendukung upaya pemerintah dalam penguatan literasi keuangan masyarakat, khususnya generasi milenial dan Gen Z. IFG, lanjut Oktarina, berharap generasi muda mendapatkan pemahaman yang tepat bagaimana melakukan analisa dan pengukuran terhadap rencana investasi dengan baik dan tepat sehingga dapat meminimalisasi risiko.

"Dukungan terhadap program ini semakin memperkuat peran strategis IFG terhadap penguatan literasi keuangan, khususnya investasi. Kami juga berharap program ini dapat mengerek literasi keuangan dan

investasi di pasar modal, terutama dari kalangan generasi milenial dan Gen Z,” ujar Oktarina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

Head of Portfolio Analytical Group PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyampaikan minat milenial dan Gen Z untuk berinvestasi saat ini sangat tinggi. Namun, ucap Budi, tidak dilandasi dengan pemahaman yang komprehensif terkait risiko, cara dan tujuan berinvestasi.

Melalui materi bertajuk "Jangan Tuwir Sebelum Tajir", Budi mengatakan milenial dan Gen Z sebagai generasi yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia ke depan penting memahami prinsip investasi yang memadai, terutama dalam hal psengelolaan risiko. Budi menilai pemilihan investasi harus didasarkan pada sikap rasional terhadap produk, dengan mengenal produk investasi tertentu dengan baik, mengetahui risiko-risikonya, dan mencermati waktu investasi yang tepat.

"Hal ini dilakukan agar keputusan berinvestasi tersebut memberikan nilai tambah berkesinambungan untuk tujuan keuangan yang hendak dicapai," ujar Budi.

Budi menyampaikan salah satu prinsip investasi, yaitu pengelolaan risiko yang optimal. Beberapa pedoman dalam berinvestasi, antara lain be rational, patient and nimble, pricing the value not valuing the price. Budi juga mengajak para mahasiswa untuk berkarir di industri keuangan, terutama di pasar modal dan investasi.

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti Husna Leila Yusran mengapresiasi program literasi finansial ini demi mengimbangi maraknya fenomena masyarakat yang mengambil jalan pintas solusi keuangan dengan berhutang. Husna menilai masyarakat yang memiliki dana justru tidak tahu cara mengelola keuangan yang bijak.

"Generasi muda butuh pemahaman mengenai berbagai risiko saat harus mengambil keputusan terkait keuangan. Mahasiswa kami mendapat bekal berharga terkait literasi keuangan," kata Husna.

Sebagai informasi, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) merupakan anggota holding IFG yang saat ini menduduki peringkat pertama sebagai manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar pada Juli 2024 atau naik satu peringkat dari bulan sebelumnya. Adapun, dana kelolaan reksadana Bahana TCW tercatat sebesar Rp 44,42 triliun, dengan pangsa pasar yang dikuasai mencapai sembilan persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement