REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sambut kehadiran mahasiswa baru, Universitas BSI Kampus Pontianak menyelenggarakan Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB), pada Rabu 18 September 2024. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Universitas BSI mengundang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk memberikan edukasi terkait bahaya hoaks.
Edukasi ini bertujuan untuk membekali mahasiswa baru dengan kemampuan kritis dalam menghadapi informasi yang belum tentu benar, sekaligus memberikan pengetahuan tentang cara melawan hoaks di era digital.
Habib Mulyadi, perwakilan Mafindo, tampil sebagai narasumber dalam seminar ini. Ia membahas konsep prebunking dan debunking sebagai langkah penting untuk mencegah penyebaran hoaks.
"Mahasiswa memiliki peran strategis dalam menangkal hoaks dengan cara menyaring informasi yang diterima dan memastikan kebenarannya sebelum dibagikan. Prebunking adalah cara efektif untuk mencegah informasi palsu berkembang, sedangkan debunking membantu meluruskan berita yang terlanjur salah," jelas Habib dalam pemaparannya.
Habib juga menekankan pentingnya Debunking Hoax, yang merupakan upaya mengungkap kebenaran atas berita bohong yang sudah beredar. "Debunking hoax bertujuan untuk memutus rantai penyebaran hoax dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi,” tambahnya.
Mahasiswa baru diajarkan beberapa tools penting untuk memeriksa kebenaran informasi, seperti Google Googlink, Google Lens untuk verifikasi gambar, serta Twitter Advanced Search untuk memeriksa kebenaran di media sosial. Habib juga memperkenalkan cara memeriksa fakta video menggunakan InVID, sebuah alat untuk menganalisis video dan mengidentifikasi frame atau foto palsu.
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa baru Universitas BSI tentang pentingnya literasi digital. Menurut Ir Eri Bayu Pratama, Kepala Kampus Universitas BSI Kampus Pontianak, keterlibatan Mafindo dalam PPKMB merupakan langkah nyata untuk membentuk generasi yang kritis dan tanggap terhadap maraknya informasi hoaks.
"Kami ingin mahasiswa kami tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang benar di tengah banjirnya berita di media sosial," ujar Eri.
Dengan semangat tersebut, Universitas BSI berkomitmen untuk terus membekali mahasiswanya dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam menghadapi tantangan era digital.