Ahad 29 Sep 2024 07:27 WIB

Badai Helene Hajar Tenggara AS, 50 Lebih Meninggal

Badai Helene salah satu yang terdahsyat mendera Amerika Serikat.

Red: Fitriyan Zamzami
Warga mengibarkan bendera Amerika di atas reruntuhan balai kota, pasca Badai Helene, di Horseshoe Beach, Florida, Sabtu, 28 September 2024.
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Warga mengibarkan bendera Amerika di atas reruntuhan balai kota, pasca Badai Helene, di Horseshoe Beach, Florida, Sabtu, 28 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SOUTH CAROLINA - Lebih dari 50 orang dipastikan tewas dan hampir 3,5 juta orang hidup tanpa aliran listrik pada hari Sabtu, setelah angin kencang dan hujan lebat akibat Badai Helene. Badai itu mendatangkan malapetaka yang belum pernah terjadi sebelumnya di sebagian besar wilayah Amerika Serikat bagian tenggara. 

Banjir bersejarah terus berlanjut di bagian selatan Appalachian pada hari Sabtu, ketika petugas pertolongan pertama berupaya menjangkau komunitas-komunitas yang terdampar dalam kondisi yang sulit, sementara pemerintah setempat mulai menilai skala kerusakan dan pengungsian. “Sepertinya ada bom yang meledak,” kata Gubernur Georgia, Brian Kemp, setelah mengamati kerusakan dari udara pada Sabtu dilansir the Guardian. 

Baca Juga

“Mengatakan bahwa kami kurang persiapan adalah sebuah pernyataan yang meremehkan,” kata Quentin Miller, sheriff wilayah Buncombe, South Carolina Utara, di mana sebagian Asheville berada di bawah air dan beberapa menara seluler masih mati, sehingga menghambat upaya penyelamatan dan pemulihan. Layanan darurat telah menolak untuk mengkonfirmasi jumlah korban jiwa di wilayah tersebut sampai pemadaman komunikasi dapat dipulihkan dan keluarga terdekat diberitahu.

Dalam sebuah pernyataan juga pada hari Sabtu, Joe Biden mengatakan bahwa kepala Badan Manajemen Darurat Federal (Fema), Deanna Criswell, melakukan perjalanan ke seluruh wilayah tenggara untuk menilai kerusakan bersama pejabat negara bagian dan lokal lainnya.