Jumat 04 Oct 2024 14:36 WIB

Pemprov DKI Mulai Sebar Nyamuk Wolbachia di Kembangan, Jakbar

Insidence rate kasus DBD di Kembangan mencapai 54,1 per 100 ribu penduduk.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Wali kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.
Foto: Dok Pemkot Jakbar
Wali kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai menyebarkan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) pada Jumat (4/10/2024). Penyebaran nyamuk wolbachia itu dilakukan untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.

Wali Kota Jakbar Uus Kuswanto mengatakan, Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023. Berdasarkan data yang ada, insidence rate kasus DBD di kecamatan itu mencapai 54,1 per 100 ribu penduduk.

Baca Juga

"Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warga masyarakatnya dikenal guyub dan suka bergotong royong, sehingga secara prinsip warga disini menerima dengan baik pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia," kata Uus di Jakarta, Jumat.

Uus menjelaskan, pada 2024, peningkatan kasus DBD di Jakbar telah terjadi sejak Februari dan mencapai puncaknya pada April sebanyak 799 kasus. Pada Maret sampai Juni 2024, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal lima tahun terakhir. Namun, kasus mulai menurun pada Juli dan pada September tercatat sebanyak 73 kasus.

Menurut Uus, rangkaian kegiatan penanggulangan DBD dengan metode wolbachia di Jakarta Barat sudah dimulai sejak 2023. Pelaksanaannya dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue.

Dalam keputusan itu, Jakbar ditetapkan menjadi salah satu dari lima daerah penyebaran nyamuk wolbachia. Sementara itu, empat daerah lainnya lima kota terpilih selain Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Uus mengatakan, jajarannya sudah mulai melakukan berbagai persiapan sejak lama, seperti melakukan pelatihan bagi para kader jumantik agar mereka dapat membantu pemahaman warga terhadap program tersebut. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga.

Tak hanya itu, Uus menjelaskan, Pemkot Jakbar juga melakukan pendataan orang tua asuh (OTA) yang bersedia untuk dititipkan ember berisi telur nyamuk wolbachia. Hingga kini, jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara tercatat 1.185 orang.

Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudhi Pramono menjelaskan, wolbachia merupakan bakteri alami yang umum ditemukan di hewan arthropoda atau serangga. Dia menilai, bakteri itu mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.

Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian di Yogyakarta, teknologi itu mampu menurunkan 77 persen angka kejadian kasus dengue dan mengurangi pasien masuk rumah sakit sebesar 86 persen. "Kemenkes telah mengadopsi teknologi wolbachia dengan melakukan pilot project di lima kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang," kata Yudhi.

Dia menjelaskan, Kemenkes juga sudah menyiapkan dukungan untuk pelaksanaan program itu, seperti penyediaan telur nyamuk wolbachia dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pelatihan petugas lapangan, tenaga koordinator lapangan, uji kualitas, tas jumantik untuk kader, serta ember wolbachia sebanyak 30 ribu buah yang sudah sampai di Jakbar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement