Jumat 04 Oct 2024 23:05 WIB

Iron Dome Gagal Cegat Drone dari Irak, Dua Tentara IDF Tewas 25 Terluka

Untuk pertama kalinya, serangan perlawanan Irak tewaskan tentara Israel.

Red: Fitriyan Zamzami
Asap dari kebakaran menyusul serangan dari Lebanon, dekat Banias, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, 9 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap dari kebakaran menyusul serangan dari Lebanon, dekat Banias, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, 9 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GOLAN – Tentara Israel mengumumkan terbunuhnya dua tentaranya dan lebih dari 25 lainnya terluka akibat ledakan pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Irak dan menyasar pangkalan militer di Dataran Tinggi Golan, Kamis subuh. Ini pertamakalinya Israel mengakui tewasnya tentara mereka di tangan militan dari Iraq.

Radio Angkatan Darat Israel menyebutkan, ini pertama kalinya sejak awal perang operasi faksi Irak berhasil menimbulkan korban jiwa dan luka-luka. Seorang juru bicara militer mengatakan 25 tentara terluka dalam serangan itu, dua di antaranya dalam kondisi serius.

Baca Juga

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa penyelidikan awal atas serangan tersebut menunjukkan bahwa dua drone yan dipenuhi bom diluncurkan dari Irak saat fajar pada hari Kamis. Hanya satu yang berhasil dicegat pertahanan udara Israel.

Pada saat bersamaan sistem pertahanan udara Israel yang diklaim paling canggih di dunia itu gagal mendeteksi drone lain yang meledak di pangkalan yang terletak di utara Golan, wilayah Suriah yang diduduki.

Sejak November 2023, faksi-faksi Irak telah melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel untuk mendukung perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Kendati demikian, baru kali ini mengenai dan membunuh langsung prajurit Israel.

"Perlawanan Islam di Irak" - yang mencakup beberapa faksi, terutama Brigade Hizbullah, Brigade Al-Nujaba, dan Brigade Sayyid al-Shuhada - mengumumkan bahwa mereka telah menyerang beberapa sasaran penting Israel di wilayah yang luas dari Dataran Tinggi Golan. dan Haifa ke Eilat di selatan.

Sementara, kelompok perlawanan di Irak mengumumkan pelaksanaan berbagai operasi melawan pendudukan Israel pada Jumat pagi. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyatakan berhasil "menyerang tiga sasaran dalam operasi berbeda yang ditujukan di Dataran Tinggi Golan dan Tiberias di wilayah utara Palestina yang diduduki, dengan menggunakan pesawat tak berawak."

Operasi yang dilakukan Perlawanan Islam di Irak merupakan kelanjutan dari komitmen mereka untuk melawan pendudukan Israel, “untuk mendukung rakyat di Palestina dan Lebanon.” 

Mereka menekankan, hal ini merupakan respons langsung terhadap pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia. Selain itu, perlawanan di Irak berjanji untuk "mengintensifkan operasi yang berfokus pada penghancuran benteng musuh dengan kekuatan yang lebih besar."

Pada Kamis, Perlawanan Irak mengumumkan bahwa mereka menyerang sasaran Israel di selatan Palestina yang diduduki melalui pesawat dengan kemampuan canggih yang dikerahkan untuk pertama kalinya. Dalam sebuah pernyataan, perlawanan menegaskan bahwa para pejuangnya akan terus menggunakan teknologi ini “untuk menyerang benteng musuh dengan intensitas yang semakin meningkat.”

Almayadeen melansir bahwa pesawat baru yang dikerahkan oleh perlawanan Irak memiliki kecepatan terbang lebih tinggi dan kemampuan ledakan besar dan dirancang untuk bermanuver melewati pertahanan udara agar dapat melakukan infiltrasi dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement