REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, mengumumkan penembakan terhadap Tel Aviv dengan rentetan roket.
Brigade tersebut mengatakan bahwa penembakan tersebut dilakukan sebagai bagian dari pertempuran gesekan yang sedang berlangsung.
"Ini sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis terhadap warga sipil dan pengusiran rakyat kami,” kata Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Senin (7/8/2024), dikutip dari Aljazeera.
Penembakan di Tel Aviv bertepatan dengan peringatan pertama pertempuran pembebasan Al-Aqsa, yang diluncurkan oleh faksi-faksi perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Ini adalah pertama kalinya Al-Qassam menggempur Tel Aviv sejak membom kota dan pinggirannya dengan dua rudal M90 pada 13 Agustus lalu.
Pihak internal penjajah mengatakan bahwa sirene berbunyi di Tel Aviv Raya dan Israel tengah, dan Israel Broadcasting Corporation menjelaskan bahwa daerah tersebut menjadi sasaran roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Radio militer Israel mengkonfirmasi bahwa lima roket ditembakkan ke arah Tel Aviv dari daerah Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Media Israel mengatakan bahwa tentara mengebom landasan tempat roket-roket tersebut diluncurkan di Gaza.
Media Israel mengindikasikan bahwa pecahan peluru jatuh di kota Holon, sebelah selatan Tel Aviv, setelah Kubah Besi mencegat sejumlah roket. Layanan ambulans Israel mengatakan bahwa roket-roket tersebut menyebabkan beberapa orang terluka ringan.
Rentetan roket di Tel Aviv untuk sementara waktu menghentikan pendaratan pesawat di Bandara Ben Gurion, menurut media Israel, yang mengkonfirmasi bahwa keadaan siaga tinggi telah dinaikkan karena diperkirakan akan ada lebih banyak roket dari Gaza.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa tembakan roket dari Khan Younis, di mana operasi tentara penjajah dihentikan, menunjukkan bahwa Hamas telah membangun kembali kekuatannya.
Media Israel mengatakan bahwa tentara sekali lagi gagal menggagalkan serangan roket yang diharapkannya dari Gaza dan 'tampaknya mereka sedang meninjau kembali operasinya di pagi hari dan tidak memiliki informasi spesifik' dan menganggap bahwa kegagalan tentara untuk menggagalkan serangan tersebut berarti kemampuan komando dan kontrol Hamas belum dirusak.
Dinas Keamanan Israel