Selasa 08 Oct 2024 10:06 WIB

Stafsus Presiden Ajak Semua Pihak Berinovasi Wujudkan Net Zero Emission

Inovasi dan peningkatan prioritas riset Indonesia dalam teknologi amat diperlukan

Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Diaz Hendroproyono, menyatakan, semua pihak mesti terlibat dalam berinovasi untuk mewujudkan net zero emission. Dia mengatakan, peningkatan emisi yang terus terjadi dapat memperparah perubahan iklim global.
Foto: dok istimewa
Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Diaz Hendroproyono, menyatakan, semua pihak mesti terlibat dalam berinovasi untuk mewujudkan net zero emission. Dia mengatakan, peningkatan emisi yang terus terjadi dapat memperparah perubahan iklim global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Diaz Hendroproyono, menyatakan, semua pihak mesti terlibat dalam berinovasi untuk mewujudkan net zero emission. Dia mengatakan, peningkatan emisi yang terus terjadi dapat memperparah perubahan iklim global.

"Eksploitasi ini memicu peningkatan emisi, menipisnya atmosfer, dan memperparah perubahan iklim global," ujar Diaz dalam siaran pers, Senin (7/10/2024).

Diaz menyoroti konsumsi manusia yang berlebihan. Baik itu dalam hal makanan, tempat tinggal, pakaian, dan transportasi, maupun masifnya penggunaan bahan bakar fosil. Menurut dia, 'keserakahan' manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam disebut sebagai Dangerous Human.

"Pihak-pihak ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim yang ekstrem," jelas dia.

Sebab itu, kata dia, berbagai inovasi dan peningkatan prioritas riset Indonesia dalam teknologi yang berkaitan dengan lingkungan diperlukan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim.

Dia mengatakan, salah satu dari berbagai inovasi yang telah ia lakukan adalah memberikan pendampingan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) atau Ecopreneur seluruh Indonesia untuk memproduksi barang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Edukasi dan kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup di kalangan masyarakat merupakan langkah yang penting. Dunia akademik, khususnya lingkungan kampus perlu berperan aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi yang menekankan pentingnya keberlanjutan," terang dia.

Semua itu dia sampaikan pada Kuliah Umum Tujuh Puluh Menit (Kultum) bertemakan Environmental Sustainability, Climate Change, & Net Zero Emission yang digelar Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida). Ukrida sendiri memiliki perhatian khusus terhadap isu keberlanjutan.

“Manusia terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sementara bumi, layaknya Titanic, sedang menghadapi ancaman besar yang tak disadari," ujar Wakil Rektor Ukrida Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerja Sama, dan Kewirausahaan, Theresia Citraningtyas.

Dia menyampaikan, Ukrida aktif menerapkan berbagai inisiatif berkelanjutan untuk menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik dengan menggantinya melalui pemakaian tumbler serta menyediakan stasiun pengisian air ulang yang tersebar di seluruh area kampus.

Kampus juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, membangun lubang biopori, dan memasang lampu LED hemat energi di setiap ruangan. Selain itu, pihaknya turut berperan dalam penghijauan di sekitar kampus, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Flyover Kebon Jeruk dan Taman Kreasi di tengah kota Jakarta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement