REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) bekerja sama dengan Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) kembali menyelenggarakan acara Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan ke-3 dengan menggandeng Lembaga Dakwah PWNU DKI Jakarta yang berlangsung di Aula Pusdiklat Tenaga Administrasi - Balitbang Diklat Kemenag RI, Ahad (6/10/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh 100 peserta ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para imam dan khatib serta mempersiapkan mereka menjadi imam yang lebih profesional dan berkualitas.
Kolaborasi antara LD PBNU dan LTM PBNU ini merupakan langkah strategis dalam menjawab kebutuhan masyarakat terhadap khatib yang berpengetahuan dan berwawasan luas, khususnya di masjid-masjid BUMN dan pemerintahan di DKI Jakarta.
Dr. KH. Masruhin Abdul Majid, MA, Ketua Lembaga Dakwah PWNU DKI Jakarta, dalam sambutannya menekankan bahwa seorang khatib NU harus bisa menjadi pengarah yang baik bagi para pejabat dan pegawai. Beliau juga menyoroti bahwa masih banyak masjid di DKI Jakarta, terutama masjid-masjid BUMN dan pemerintahan, yang memerlukan khatib berkualitas.
"Dari kegiatan standardisasi ini, harapannya dapat melahirkan para imam dan khatib yang profesional, cakap, dan berkualitas serta menjadikan mimbar-mimbar masjid di DKI Jakarta sebagai tempat yang ramah dan menyejukkan," ujarnya.
Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, KH. Nurul Badruttamam, MA, dalam sambutannya menyatakan bahwa tujuan utama dari standardisasi ini adalah untuk memetakan dan meningkatkan kompetensi para khatib Nahdlatul Ulama dengan pemahaman yang baik dan berkualitas dalam berkhutbah.
"Di era yang semakin maju ini, kita harus menanggapi kebutuhan zaman dengan bijaksana. Oleh karena itu, standardisasi ini penting sebagai persyaratan administratif dan untuk menyatukan perspektif, acuan, dan standar yang sama dalam menyampaikan khutbah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Selain itu ia juga menekankan pentingnya memperkuat retorika dalam dakwah untuk menjawab tantangan zaman.
Dr. KH. Ahmad Fahrur Rozi, S.Ag, M.Pd, Ketua PBNU, dalam sambutannya menyoroti pentingnya kompetensi khatib yang harus memahami betul fiqh imam dan khutbah jumat.
"Melalui standardisasi ini, kita dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan kita dalam berkhotbah sehingga bisa diperbaiki dalam implementasinya di masyarakat. Mimbar harus menjadi panggung yang ramah dan menyejukkan bagi masyarakat. Sebagai tanda orang yang benar-benar mengerti agama, panjangkanlah sholat dan pendekkanlah khutbah," tegasnya.
Acara ini berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh para tokoh NU, kyai, dan peserta yang biasa menyampaikan khutbah serta menjadi imam Jum’at di daerah masing-masing. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kualitas dakwah di masjid-masjid NU, terutama di lingkungan masjid BUMN dan pemerintahan di DKI Jakarta.