Rabu 09 Oct 2024 20:18 WIB

GP Ansor Siap Jadi Hub Logistik dan Rantai Pasok Bisnis dengan Jaringan 8 Juta Kader

GP Ansor sebut jutaan kadernya mempunyai berbagai jenis usaha

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharuddin (pertama kanan), berbicara dalam BNI Investor Daily Summit 2024.
Foto: Dok Istimewa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharuddin (pertama kanan), berbicara dalam BNI Investor Daily Summit 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengajak industri logistik nasional berkolaborasi dengan Ansor Hub untuk mendorong efisiensi biaya sehingga produk-produk nasional semakin kompetitif. Dengan sokongan 8 juta kader di seluruh Indonesia serta jejaring hingga luar negeri, Ansor Hub dapat berkontribusi besar untuk industri logistik Tanah Air.

Jejaring Ansor Hub tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan 34 pimpinan wilayah dari provinsi, kabupaten/kota, hingga desa dan bahkan hingga luar negeri.

Baca Juga

"Kami siap berkolaborasi menjadi hub logistik di Indonesia," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharuddin saat menjadi pembicara di BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Memiliki jaringan yang luas dan besar, Ansor Hub bisa dimanfaatkan untuk industri logistik, seperti pemanfaatan lahan-lahan yang ada di pesantren dan di setiap kantor cabang GP Ansor. Semua itu semakin lengkap dengan sokongan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah.

"Jangan ragu dan saya sekali lagi mengajak untuk jadikan Hub Ansor sebagai hub logistik. Kami akan membantu dalam hal apa pun karena jejaring dan sumber daya kami yang melimpah," ucapnya.

Addin lantas memaparkan ekosistem yang telah terintegrasi dengan sistem logistik GP Ansor di seluruh Indonesia. Dari segi bahan baku, kader GP Ansor memiliki perkebunan, pertanian, dan perikanan. Sementara, dari segi warehousing, bisa digunakan pondok pesantren dan sekolah.

"Dari segi distribusi tentu sudah berada di seluruh wilayah Indonesia dan untuk SDM juga melimpah dengan 8 juta lebih kader di seluruh Indonesia yang bisa berkontribusi untuk packaging, driver, dan penyediaan transportasi," ucapnya.

Dalam kesempatan ini GP Ansor juga mendorong pemerintah segera membentuk badan khusus yang mengurus logistik agar biaya perjalanan semakin murah. Kehadiran peta jalan logistik nasional ini sangat penting untuk mendukung produk-produk lokal sehingga dapat bersaing di kancah domestik dan internasional.

"Dewan logistik nasional perlu dibentuk untuk menciptakan efisiensi cost logistic nasional, sehingga produk-produk nasional dapat bersaing di kancah domestik dan global," ujar Addin Jauharuddin.

Keberadaan dewan logistik nasional diyakini tak hanya menghadirkan efisiensi cost logistic, namun juga akan mendorong terciptanya sistem one stop service dan bisa berdampak ke pertumbuhan perekonomian nasional.

"Agar logistik bisa terintegrasi, maka lembaga setingkat kementerian, seperti dewan logistik nasional itu menjadi hal yang baik, yang mengurus semua aturan logistik agar menjadi satu dan efisien," katanya.

Keyakinan tersebut salah satunya berdasarkan pengalaman di lapangan. Addin memaparkan, organisasi yang dipimpinnya, juga memiliki hal yang sama seperti dalam industri logistik, yakni supply chain management (SCM) dan logistik.

"Jutaan kader kami memiliki berbagai jenis usaha, sehingga kemudian logistik juga menjadi kendala besar," ujarnya.

Dengan adanya kendala ini, selain mengusulkan pembentukan dewan logistik nasional, Addin juga berharap Sistem Logistik Nasional (Sislognas) bisa terus berjalan.

"Sislognas bisa terus berjalan dan harapan kami bisa diturunkan melalui regulasi turunan, seperti peraturan menteri dan lain sebagainya. Road map Sislognas menjadi starting point penting peta jalan logistik nasional ke depan," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement