REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merespon mengenai laman X (dulu Twitter) yang dihebohkan lewat poster sindiran yang dibuat salah satu rumah sakit asal Malaysia. Poster ini dipasang di pagar Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta Selatan.
Juru Bicara Kemenkes M Syahril menyampaikan lembaganya punya tiga solusi guna mencegah WNI berobat ke luar negeri. Ketiga solusi ini merupakan bagian dari program transformasi kesehatan yang digagas Kemenkes.
Pertama, Syahril menyebut transformasi layanan rujukan. Intinya ialah rumah sakit yang jadi rujukan nasional baik itu swasta dan pemerintah harus punya kemampuan tangani pasien secara maksimal.
"Jadi pasien enggak perlu kemana-mana cukup di Indonesia saja. Karena apa? SDMnya, alatnya, harganya dianggap lebih murah dan bagus," kata dokter Syahril kepada Republika, Rabu (9/10/2024).
Syahril menduga kurang maksimalnya layanan membuat masyarakat "berduit" berobat ke luar negeri.
"Kalau diyakinkan dokternya, alatnya, rumah sakitnya ok, maka insya allah masyarakat Indonesia nggak perlu jauh-jauh ke luar negeri," ujar Syahril.
Kedua, Syahril menyoroti transformasi sumber daya kesehatan. Lewat solusi ini, Kemenkes menyiapkan SDM kesehatan dari dokter, perawat dan penunjang itu harus cukup dan merata di Indonesia.
"Ini termasuk kemampuan dan keahliannya harus bagus sehingga apapun kebutuhan masyarakat yang sulit bisa ditangani oleh dokter di Indonesia," ujar Syahril.
Ketiga, Syahril menyebut perlunya transformasi teknologi kesehatan. Hal ini menyangkut teknologi terbaik harus dipakai dalam dunia medis di Tanah Air.
"Ini bagaimanapun kesehatan terkait teknologi. Jadi alatnya harus bagus, canggih kemudian update dan harga terjangkau," ujar Syahril.
Sebelumnya, unggahan mengenai poster sindiran rumah sakit Malaysia untuk Indonesia ini diunggah oleh akun @shyscia dan menjadi viral di X. Nampak dalam foto yang diunggah, klinik kesehatan asal Malaysia yang bernama Malaysia Healthcare ini mengajak orang Indonesia untuk berobat ke negara tersebut. Hal tersebut karena harga berobat yang jauh lebih terjangkau.
"Mau berobat? Ke Malaysia aja! Lebih dekat, lebih terjangkau" bunyi promosi di poster itu.