REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara deretan tokoh nasional yang dipanggil ke kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto adalah Prof Abdul Mu'ti. Usai pertemuan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini mengaku, dirinya mendapat tugas untuk mengurusi bidang pendidikan.
"Saya memimpin Kementerian Pendidikan, dan insya Allah saya didampingi dua wakil menteri. Saya belum tahu, itu otoritas beliau," ujar Abdul Mu'ti di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Berikut adalah profil guru besar UIN Syarif Hidayatullah itu, dilansir Republika dari berbagai sumber.
Abdul Mu’ti lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 2 September 1968. Ia tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak tahun 1994. Dalam keaktifannya di Persyarikatan, sarjana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang itu pernah menjadi pimpinan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Semarang dan Dewan Pimpinan Daerah IMM Jawa Tengah.
Selanjutnya, Abdul Mu'ti meraih beasiswa dari pemerintah Australia sehingga berhak menempuh studi magister di Flinders University, Adelaide, Australia, jurusan pendidikan. Pernah pula dirinya mengikuti short course bidang tata kelola dan syariah di University of Birmingham, Inggris.
Kemudian, Abdul Mu'ti meneruskan studi doktoral di UIN Syarif Hidayatullah. Hingga akhirnya, ia ditetapkan menjadi guru besar bidang ilmu pendidikan agama Islam di kampus tersebut pada 2020.
Sebelum menjadi pimpinan di PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti pernah menjabat sebagai sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah periode 2000-2002; ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006; Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010; dan Sekretaris PP Muhammadiyah 2010-2015.
Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah masa bakti 2022-2027 ini sehari-hari merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah. Dalam kapasitasnya sebagai seorang cendekiawan Muslim terkemuka maupun pimpinan Muhammadiyah, Abdul Mu'ti kerap menjadi pembicara di forum-forum internasional.
Namanya juga tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat British Council (2006-2008), Dewan Penasihat Hubungan RI-Britania Raya (2007-2009), Komite Eksekutif Asian Conference of Religion for Peace (2010-2015), dan Dewan Indonesia-Amerika Serikat untuk Agama dan Pluralisme (2016-sekarang).