Senin 21 Oct 2024 13:58 WIB

Di Momen Sertijab, Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Ini Bukan Kantor Baru 

Abdul Mu'ti pernah menjadi anggota Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Mendikdasmen Abdul Muti
Foto: Republika/Prayogi
Mendikdasmen Abdul Muti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan kementerian tempatnya mengabdi saat ini bukanlah kantor lama. Mu'ti sudah merasa terikat dengan kementerian yang berurusan dengan pendidikan itu. 

Hal itu disampaikan Mu'ti saat momentum serah terima jabatan (sertijab) dengan eks Mendikbudristek Nadiem Makarim pada Senin (21/10/2024) di Jakarta. 

Baca Juga

"Bagi saya, ini bukan rumah baru karena selama 14 tahun berkantor di Cipete (kantor BSNP)," kata Mu'ti dalam sambutannya saat sertijab pada Senin (21/10/2024). 

Mu'ti pernah menjadi anggota Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2011-2017 dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2019-2023. 

Mu'ti juga mengungkapkan kedekatannya dengan Nadiem Makarim. Nadiem menghadiri pengukuhan Mu'ti sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2 September 2020.

"Saya merasa seperti tidak ada jarak karena Nadiem datang saat pengukuhan guru besar saya. SK (guru besar) saya yang tanda tangan pak Nadiem," ujar Mu'ti. 

Selain itu, Mu'ti menyinggung makna Kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo-Gibran. Menurutnya, warna itu sama dengan seragam anak SD yang menjadi kewenangannya. 

"Nama kabinet merah putih itu sangat sesuai karena selain berarti bendera itu juga sesuai dengan seragam anak sekolah dasar," ujar Mu'ti. 

Selanjutnya, Mu'ti mengajak semua pihak berkolaborasi dalam memajukan pendidikan di Tanah Air. 

"Mudah-mudahan kita bisa bersinergi untuk kemajuan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Mu'ti.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement