REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Selesai sudah program Pelatihan Penguatan Kantor Urusan Internasional (PPKUI) yang diselenggarakan oleh ITS Global Engagement selama lima hari, dari Senin hingga Jumat, 7 hingga 11 Oktober 2024, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Jimmi, selaku Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas BSI, bersama Kaprodi Sastra Inggris Universitas BSI, mengikuti pelatihan ini dari awal hingga penutupan pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Dalam kegiatan PPKUI 2024, narasumber terdiri dari jajaran pengelola ITS Global Engagement, termasuk Director of ITS Global Engagement, Assoc. Prof. Maria Anityasari, serta tim manajer dan staff yang berkompeten. Mereka membagikan ilmu tentang pengelolaan KUI yang efektif, pentingnya sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
Jimmi merasa kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama dalam menata dokumen-dokumen penting seperti Memorandum of Understanding (MoU), Letter of Acceptance (LoA), dan informasi terkait beasiswa serta program pertukaran mahasiswa.
“Salah satu hal yang paling menarik adalah bagaimana KUI dapat berkembang dengan mengikuti konsorsium internasional, yang merupakan wadah komunitas untuk memperoleh mitra dari kampus luar negeri,” ungkap Jimmi.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan wawasan tentang pengaturan inbound/outbound untuk mahasiswa dan dosen, serta pentingnya internasionalisasi bagi tenaga kependidikan.
Momen spesial dalam PPKUI adalah International Partnership Day, di mana peserta memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan kampus mitra luar negeri. Ini adalah ajang yang sangat berharga untuk membuka peluang kolaborasi internasional. Jimmi merasa beruntung bisa terlibat dalam kesempatan ini, yang menjadi jembatan untuk meningkatkan hubungan internasional Universitas BSI.
Dengan keikutsertaan KUI Universitas BSI dalam kegiatan PPKUI, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap proses internasionalisasi di kampus.
“Kami semakin siap menghadapi dinamika globalisasi dan memperkuat daya saing pendidikan tinggi Indonesia di kancah internasional,” tutup Jimmi.