REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Di sebuah pameran, terlihat sebuah stand yang menjual produk fashion busana muslim dikerumuni oleh pembeli. Penuhnya kerumunan pembeli, membuat penjaga stand tersebut sampai tak terlihat. Sebagian konsumen, terlihat memilih dan mencoba produk berupa kemeja, tunik, hingga gamis. Beberapa dari mereka telihat mencoba pakaian yang mereka pilih dengan berkaca pada sebuah cermin.
Masih di stand yang sama, di salah satu sudutnya terlihat seorang kasir sibuk melayani pembeli yang berbaris rapi di antara sempitnya kerumunan pembeli lain yang sedang memilih baju. Salah seorang Pembeli, terlihat memindai ke sebuah stiker barcode. Hanya dalam hitungan menit, pembeli pun menunjukkan tansaksi berhasil. Sang kasir, kemudian memastikan kalau transaksi tersebut sudah sesuai dan memberikan tas berisi belanjaan pada konsumennya.
Pelanggan kedua pun, kemudian maju untuk kembali memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Lagi-lagi, hanya dalam hitungan menit saja transaksi selesai. Pelanggan di belakangnya pun terlihat terlihat tersenyum karena sekarang gilirannya melakukan transaksi. Walaupun antri, mereka tak harus berdiri lama.
Suasana pameran tersebut, kerap terjadi saat jenema fashion busana muslim lokal Orianara berpameran ke berbagai tempat. Karena, Orianara memang sudah dikenal luas oleh para pecinta fashion busana muslim karena sudah ada sejak 2011. Orianara, tak hanya memproduksi busana muslim, tapi juga membuat tas, mukena hingga kerudung. Pelanggan loyal jenema ini, sudah cukup banyak. Jadi, kapan pun menggelar pameran selalu diserbu oleh pemburu diskon.
"Ya Alhamdulillah, sekarang ada QRIS jadi kami bisa cepat melayani semua pengunjung saat bertransaksi," ujar Owner Orianara, Ria Mareti kepada Republika.
Ria menjelaskan, butiknya menggunakan QRIS sekitar 4 tahun lalu. Sebelumnya, ia selalu menggunakan mesin EDC dan transfer bank. Saat ini, ia menggunakan QRIS karena ingin memberikan kemudahan saat bertransaksi dengan konsumen. "Karena prosesnya QRIS ini cepat dan mudah yaa. Dan kecepatan pelayanan ini sangat terasa saat saya ikut pameran atau ada program diskon di toko, kami bisa lebih cepat melayani dan bisa mengurangi antrean," katanya.
Kecepatan layanan saat bertranskasi ini, kata dia, tentu akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Selain itu, dengan menggunakan QRIS bisa menghindari erorr di sistem. Kalau menggunakan mesin EDC, seringkali ia tak bisa bertransaksi akibat sinyalnya hilang.
"Jadi QRIS ini lebih mudah, tidak perlu mengeluarkan kartu ATM jadi ga harus keluar masuk dompet kan. QRIS, lebih praktis dan cepat," katanya.
Keunggulan QRIS lainnya, kata Ria, biaya administrasi masih terbilang wajar. Serta, bisa bertransaksi berapa pun, dari mulai Rp 2 juta paling tinggi, hingga 1 rupiah. Dengan berbagai kemudahan QRIS ini, kata dia, tak heran kalau saat ini setengah pelanggannya sudah beralih ke QRIS saat bertransaksi. Padahal, biasanya menggunakan atm atau transfer.
"Tapi satu keunggulan yang paling penting, QRIS ini ramah lingkungan karena tidak ada sampah berupa kertas bukti transaksi. Setelah transaksi berhasil kan biasanya pelanggan tinggal menunjukkan kalau transaksi telah berhasil," katanya.
Namun, kata Ria, saat bertransaksi dengan QRIS semua kasir harus jeli dan melakukan dobel cek apakah dana sudah benar-benar masuk atau belum. "Karena kadang kan karena cepat-cepat transaksi masukin passwordnya cepat atau lupa masukin password dan uangnya belum masuk," katanya.