Selasa 29 Oct 2024 19:42 WIB

Diputuskan Pailit, Ini Tanggapan bank bjb Terkait Sritex

Perseroan telah memiliki pencadangan yang memadai sehingga risiko telah termitigasi.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Perseroan) menanggapi keputusan pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.
Foto: bank bjb
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Perseroan) menanggapi keputusan pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Perseroan) menanggapi keputusan pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu dari 28 bank kreditur yang memiliki eksposur kredit terhadap Sritex (Debitur), Perseroan menghormati keputusan Pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga Semarang, termasuk langkah kasasi yang ditempuh oleh Sritex sebagai bagian dari hak hukum yang patut dihargai.

Perseroan memastikan bahwa proses Penyaluran kredit kepada Debitur telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi prinsip kehati-hatian. Di samping itu, Perseroan telah memiliki pencadangan yang memadai sehingga risiko-risiko telah termitigasi. Hal ini mengindikasikan bahwa Perseroan akan dapat mengantisipasi dampak atas perkembangan proses hukum yang sedang berjalan.

Baca Juga

Perseroan akan terus memantau perkembangan terkait Sritex ini dengan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk kurator yang ditunjuk pengadilan untuk solusi penyelesaian yang terbaik sesuai prinsip kehati-hatian.

Sebagai informasi, pada laporan publikasi posisi 30 September 2024, Perseroan menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Total aset meningkat sebesar 17,1 persen year on year (yoy), mencapai Rp 210 triliun. Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 17,1 persen yoy, mencapai Rp 153,2 triliun, sementara kredit termasuk pembiayaan meningkat 10,4 persen yoy menjadi Rp 138 triliun.

Efisiensi dalam operasional serta optimalisasi fee-based income berhasil menjaga laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp 1,47 triliun dan laba setelah pajak sebesar Rp 1,16 triliun. Dari sisi kredit bank only, Perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,3 persen yoy menjadi Rp 121,5 triliun, dengan kontribusi utama dari segmen kredit konsumer yang tumbuh 6,8 persen yoy mencapai Rp 73,1 triliun.

Ke depan, Perseroan akan terus berupaya untuk memperkuat posisi untuk menjadi Bank pilihan utama masyarakat dengan fokus pada inovasi, digitalisasi, serta peningkatan kualitas layanan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, sebagai modal penting bagi Perseroan dalam menghadapi tantangan kedepan, serta memperkuat posisi Perseroan sebagai institusi keuangan yang terpercaya dan berorientasi pada masa depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement