Selasa 29 Oct 2024 23:33 WIB

Profil Tom Lembong: Pendidikan, Agama & Kekayaan, Co-Captain Anies yang Ditangkap Kejagung

Tom Lembong menjadi tersangka karena diduga merugikan negara Rp 400 miliar.

Tom Lembong mengenakan rompi tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tom Lembong mengenakan rompi tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan inisial Thomas Trikasih Lembon (TTL), mantan menteri perdagangan (mendag) sebagai tersangka. Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung menetapkan Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) pada Pilpres 2024 itu ditetapkan sebagai tersangka korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) periode 2015-2016.

Thomas Trikasih Lembong atau lebih akrab disapa dengan Tom Lembong adalah seorang politikus, bankir, serta ekonom Indonesia. Pria yang memiliki suara berat dan pernah dipuji Donald Trump saat mengikuti KTT G20 di Jerman itu, sempat menjadi menteri perdagangan pada 2015-2016 di era Presiden Jokowi.

Baca Juga

Biodata

Nama lengkap: Thomas Trikasih Lembong, A.B.

Nama panggilan: Tom Lembong, Tom

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 4 Maret 1971

Agama: Katolik

Orang tua: Yohanes Lembong (Ong Joe Gie) dan Yetty Lembong

Pasangan: Maria Franciska Wihardja (m. 2002)

Anak: Thalia Lembong, Maxwell Lembong

Media sosial: @tomlembong (Instagram, X), Tom Lembong (Facebook, LinkedIn)

Pekerjaan: Pengusaha, Bankir (pejabat bank)

Pendidikan: Tom Lembong sempat menimba ilmu pendidikan dasar di Jerman hingga usai 10 tahun. Dia lalu meneruskan pendidikan di Indonesia, SD dan SMP Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Di tingkat SMA, Tom kembali pindah domisili ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Tom lulus dari Harvard University - S1, Architecture and Urban Design (A.B.) pada 1997.

Karier

Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura) tahun 1995.

Bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia tahun 1999-2000.

Kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tahun 2000-2002. Saat itu BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas melakukan rekapitulasi serta restrukturisasi sektor perbankan Indonesia yang sempat terdampak krisis ekonomi di tahun 1998.

Bekerja di Farindo Investments mulai tahun 2002-2005.

Pendiri dan direktur utama Quvat Management, perusahaan ekuitas swasta di Singapura tahun 2006.

Presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) tahun 2012-2014.

Penasihat ekonomi dan penulis pidato Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tahun 2013.

Penasihat ekonomi Presiden Jokowi tahun 2013.

Menteri Perdagangan Indonesia tahun 2015-2016

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2016-2019.

Pendiri Consilience Policy Institute, lembaga yang menjadi wadah para ahli untuk mengadvokasi kebijakan ekonomi internasional dan reformis di Indonesia, yang resmi beroperasi di Singapura.

Ketua Dewan PT Jaya Ancol tahun 2021-2023

Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) pada Pilpres 2024.

Harta Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Tom Lembong sempat melaporkan harta kekayaan yang dimiliki di masa akhir jabatannya sebagai Kepala BKPM pada tahun 2019. Berikut adalah rincian harta kekayaan Tom Lembong:

1. Tanah dan bangunan: Rp -

2. Alat transportasi dan mesin: Rp -

3. Surat berharga: Rp94.527.382.000

4. Kas dan setara kas: Rp2.099.016.322

5. Harta bergerak lainnya: Rp180.990.000

6. Harta lainnya: Rp4.766.498.000

7. Utang: Rp86.895.328

8. Total harta kekayaan: Rp101.486.990.994

Penghargaan

1. Young Global Leader (YGL) dari World Economic Forum di Davos (2008)

2. Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship (2017)

3. Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade (Gwanghwa Medal) - Korea Selatan (2020).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement