Rabu 30 Oct 2024 19:16 WIB

Bank Mandiri Optimistis Capai Pertumbuhan Kredit 16-18 Persen di 2024

Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.590 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gedung Bank Mandiri.
Foto: Bank Mandiri
Gedung Bank Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di level 16-18 persen secara tahunan pada akhir 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo menjelaskan, fokus utama perseroan akan beralih ke sektor-sektor yang prospektif, seperti pertanian, perkebunan, telekomunikasi, dan industri makanan serta minuman.

“Strategi kami adalah mendorong pertumbuhan di sektor-sektor yang resilient, terutama di tengah pengetatan likuiditas dan kenaikan biaya dana,” ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu (30/10/2024).

Baca Juga

Sigit menambahkan, Bank Mandiri berkomitmen menjaga profitabilitas melalui optimalisasi platform digital seperti Kopra dan Livin. Tercatat, hingga kuartal III 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.590 triliun, tumbuh 20,8 persen YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh segmen korporasi yang mencapai Rp 581 triliun, serta kredit usaha rakyat (KUR) yang tercatat Rp 32,2 triliun.

Bank Mandiri juga akan terus berfokus pada peningkatan kas transaksional dan menjaga likuiditas di level optimal. “Kami memiliki kapabilitas yang kuat dalam penyerapan likuiditas, dengan pertumbuhan DPK mencapai 14,9 persen YoY, melampaui pertumbuhan industri yang hanya 7,04 persen,” katanya.

Untuk menjaga likuiditas yang lebih baik, perseroan terbuka untuk mengeksplorasi opsi seperti penerbitan Euro Medium Term Notes atau green bonds. “Kami masih memiliki sisa platform sebesar 2,9 miliar dolar AS untuk Euro Medium Term Notes dan Rp 5 triliun untuk green bonds,” tambahnya.

Bank Mandiri juga menunjukkan komitmen untuk mendukung pertumbuhan kredit berkelanjutan, terutama di sektor energi terbarukan. Hingga September 2024, portofolio berkelanjutan perseroan terus tumbuh, mencerminkan upaya berkelanjutan dalam manajemen risiko yang prudent dan menjaga kualitas aset.

“Rasio kredit bermasalah kami terjaga di level 0,97 persen, menurun 39 basis poin YoY. Ini menunjukkan bahwa kami mampu menjaga kualitas aset seiring dengan pertumbuhan kredit yang agresif,” ujar Sigit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement