Senin 04 Nov 2024 14:54 WIB

G-Dragon Gandeng Label Produser Musik Palestina, Fans 'Angkat Topi'

Pengaruh G-Dragon diharap meningkatkan kesadaran isu Palestina di antara artis K-pop.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
G-Dragon. G-Dragon bekerja sama dengan label EMPIRE milik produser asal Palestina untuk lagu Power.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
G-Dragon. G-Dragon bekerja sama dengan label EMPIRE milik produser asal Palestina untuk lagu Power.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah tujuh tahun hiatus, ikon K-pop G-Dragon menandatangani kontrak dengan EMPIRE. Perusahaan rekaman independen itu didirikan oleh Ghazi Shami, seorang produser keturunan Palestina-Amerika.

Shami yang dikenal vokal menyuarakan perjuangan Palestina, memberikan perspektif baru di industri musik. Di bawah kepemimpinannya, EMPIRE dinilai mampu memadukan musik dengan makna mendalam yang menyuarakan isu-isu sosial penting.

Baca Juga

Sebelumnya, G-Dragon menandatangani kontrak dengan YG Entertainment, rumah bagi artis-artis ternama seperti BigBang dan Blackpink. Namun, keputusannya untuk bergabung dengan EMPIRE, mengisyaratkan bahwa G-Dragon berada dalam fase perkembangan artistik yang lebih mendalam.

Pengumuman ini datang bersamaan dengan perilisan single terbarunya yang sangat dinanti-nantikan berjudul “Power”. Dirilis pada 31 Oktober lalu, single yang diproduseri oleh Shami berhasil mendapatkan sambutan hangat dari penggemar bahkan kritikus, dengan lebih dari 8,2 juta views hanya dalam 20 jam.

Melalui liriknya, G-Dragon juga mengekspresikan kebangkitannya dengan penuh percaya diri. Ia juga memaknai “power” sebagai wujud dari esensi musik itu sendiri.

“Saya mengekspresikan diri saya melalui musik. Ini menandai dimulainya era baru dan saya berharap dapat menginspirasi orang-orang yang mendengarkan musik saya,” kata G-Dragon.

Sementara itu, Shami dalam unggahannya di Instagram membagikan kebanggaannya terhadap warisan budaya Palestina. Melalui EMPIRE, dia juga memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran akan perjuangan masyarakat Palestina.

“Saya 100 persen orang Palestina, ayah saya berasal dari Lid dan ibu saya berasal dari Ramla. Jika kamu tidak bisa berbicara untuk bangsamu sendiri, kamu bukan apa-apa,” kata Shami seperti dilansir Sinar Daily, Senin (4/11/2024).

Penandatanganan G-Dragon dengan EMPIRE memicu diskusi yang dinamis di dalam komunitas K-pop. Beberapa penggemar menyerukan “industri K-pop yang bebas dari Zionis”, sementara yang lain mengungkapkan harapan bahwa pengaruh G-Dragon dapat meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial yang kritis, terutama yang mempengaruhi rakyat Palestina.

“Hal ini membuat saya sangat senang, saya semakin mengagumi G-Dragon,” kata seorang penggemar.

Konfirmasi Shami tentang kontrak kerjasama G-Dragon semakin meningkatkan antisipasi seputar proyek-proyek artis tersebut pada masa mendatang. Saat ia memulai babak baru ini, kolaborasi antara G-Dragon dan EMPIRE akan mendefinisikan ulang batasan K-pop, menggambarkan bagaimana musik dapat menjadi platform yang kuat untuk advokasi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement