RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok sedang masuk tahapan kampanye yang akan berlangsung hingga 23 November 2024. Pelaksanan pencoblosan akan berlangsung pada 27 November 2024.
Pilkada Kota Depok memunculkan 2 pasangan calon (Paslon) yakni petahana Imam Budi Hartono (Wakil Wali Kota Depok/PKS) yang berpasangan dengan Ririn Farabi (Golkar)-(Imam-Ririn) melawan Paslon Supian Suri (mantan Sekda Kota Depok) yang berpasangan dengan Chandra Rahmansyah (SS-Chandra) yang diusung 12 partai politik (Gerindra, PDIP, PKB, Demokrat, PPP, PAN, PSI, Nasdem dan 4 partai non parlemen).
Untuk acara bertajuk Debat Pilkada Depok, perdana akan berlangsung di stasiun televisi tvOne pada Ahad 3 November 2024.
Debat terbuka pertama tersebut mengusung tema Politik, Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan.
Diawal tampil, calon Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono tampil grogi, dengan membaca pemaparan program visi dan visi. Sedangkan calon Wali Kota Depok, Supian Suri, tampil lebih tenang dan lancar dengan tanpa teks membacakan program, visi dan misi.
Pada sesi kedua, penampilan grogi masih merasuki Imam dibandingkan SS yang mulai tampil menyerang dan mengkritik kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) yang saat ini Imam selaku Wakil Wali Kota Depok.
Penampilan calon Wakil Wali Kota Depok, Ririn Farabi cukup tenang walau juga membaca teks. Calon Wakil Wali Kota Depok, Chandra berbicara cukup taktis tanpa teks.
Pada sesi selanjutnya terkait masalah sampah, Imam mulai menemukan bentuknya, tampil dengan bantahan yang menohok atas sanggahan asal dari Chandra.
Ririn juga mulai tampil berani menyudutkan SS dengan pemaparan persoalan sampah dengan solusi yang inovasi, mengedepankan 3R (Reduce Reuse Recycle), mendatangkan mesin interceptor.
Debat mulai sengit ketika sesi tanya jawab langsung Paslon. Imam langsung tampil menyerang SS, terkait program kesehatan, dimana perubahannya.
SS balik menyerang dengan mencoba menjebak dengan pertanyaan teori Gentrifikasi yang merupakan proses perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di suatu daerah, di mana kawasan yang sebelumnya didominasi oleh masyarakat lokal berubah menjadi daerah yang lebih kaya dan berkelas.
Supian yang mendapat angin menyatakan jawaban Paslon Imam-Ririn tidak nyambung yang justru menjelaskan persoalan gender. Chandra pun sepertinya senang dengan kesalahan jawaban Paslon Imam-Ririn yang mengoyah-goyahkan tubuh membantu pernyataan SS.
Namun, Ririn menegaskan pertanyaan jebakan yang diiyakan istilahnya. Imam kemudian melakukan skak ke SS, bahwa yang disampaikan itu hanyalah teori bukan program. Masalah program pertanahan sudah dijalankan Pemkot Depok.
Chandra kembali tak nyambung menyanggah terkait masalah pemberdayaan perempuan yang melebar-lebar ke UMKM dan persoalan pendidikan dalam hal ini persoalan pungki PPDB. Hal itu dengan cerdas diungkapkan Ririn bahwa yang dimaksud pemberdayaan perempuan yang aktif membina sebagai pelaku usaha, meningkatkan perekonomian keluarga.
Pada sesi terakhir, debat semakin sengit, kedua Paslon saling menyindir dan menyerang. Pada penyertaan penutup Paslon Imam-Ririn mendapat kesempatan yang mengucapkan terima kasih ke seluruh elemen dan warga Kota Depok. Progam Imam-Ririn sudah nyata dan berjalan yang sudah diragukan.
Paslon SS-Chandra, sesi penutupan disampaikan Chandra dengan mengungkapkan banyaknya permasalahan di Kota Depok, kemacetan dan banjir.
Debat berakhir dengan diberikan kesempatan kepada kedua pendukung Paslon meneriakan yel yel. (***)