Rabu 06 Nov 2024 05:44 WIB

Menteri Pertahanan Israel Dipecat Netanyahu Gara-Gara Ingin Gencatan Senjata

Yoav Gallant digantikan Israel Katz yang dijuluki sebagai buldozer.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Yoav Gallant (kanan)
Foto: EPA-EFE/MIRIAM ALSTER
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Yoav Gallant (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Selasa (5/11/2024) malam. Netanyahu mengungkapkan, ada ketidakkepercayaan kepada Gallant selama perang yang terus berlanjut di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mencatat bahwa perselisihan strategis yang substansial telah muncul antara dirinya dan Gallant baru-baru ini. Bulan lalu, media Israel melaporkan bahwa Netanyahu berusaha memecat Gallant, dengan alasan, Gallant menghalangi militer Israel untuk memperluas serangan di Lebanon.

Baca Juga

Netanyahu menekankan pentingnya kepercayaan penuh antara seorang perdana menteri dan seorang menteri keamanan selama perang (genosida).  Dia mengungkapkan, "Sayangnya, kepercayaan ini telah terkikis, dan upaya untuk menjembatani kesenjangan telah gagal."

Ia menegaskan bahwa perselisihan tersebut tidak hanya dipublikasikan dengan "cara yang tidak dapat diterima," tetapi juga sampai ke lawan "Israel", yang telah "memperoleh keuntungan besar" dari masalah tersebut.

Masalah kepercayaan tersebut membuat Netanyahu sulit untuk mempertahankan hubungan kerja yang ada. Netanyahu menyatakan, bagaimana krisis ini telah menjadi pengetahuan publik dan mencegah pengelolaan yang tepat dari upaya perang.

Ia melanjutkan, mayoritas anggota kabinet pemerintah dan keamanan merasakan hal yang sama, tulis Al-Mayadeen.

Israel Katz, politisi dan mantan menteri urusan internasional, keuangan, dan intelijen, akan menggantikan Gallant sebagai menteri keamanan. Netanyahu menggambarkan Katz sebagai "buldoser" dengan tanggung jawab dan tekad kuat. Dia memuji Katz sebagai pemimpin perang dan genosida yang tengah dilakukan Israel.

Netanyahu juga mengungkapkan bahwa ia telah meminta mantan Menteri Kehakiman Gideon Saar untuk bergabung dengan kabinet sebagai menteri luar negeri. Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa kehadiran Saar akan meningkatkan stabilitas kabinet dan koalisi, yang dianggapnya penting selama perang.

"Saya yakin langkah-langkah ini akan memperkuat pemerintah dan kabinet, memastikan mereka bekerja sama secara harmonis demi keamanan Israel dan kemenangan bangsa," ungkap Netanyahu.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement