REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jutaan warga Amerika mulai memberikan suara mereka pada Selasa (waktu setempat), begitu tempat pemungutan suara (TPS) dibuka di seluruh negeri. Masa depan pemerintahan AS akan ditentukan oleh persaingan ketat antara kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Republik Donald Trump.
Tempat pemungutan suara pertama mulai dibuka pada pukul 5.00 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat) di beberapa bagian Vermont, tetapi gelombang pembukaan besar pertama TPS dilakukan pada pukul 6.00 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat).
TPS yang dibuka pada pukul 6.00 pagi tersebut antara lain di Connecticut, New Jersey, New York, dan Virginia, serta beberapa bagian wilayah Kentucky dan Maine.
North Carolina, Ohio, dan West Virginia dibuka pada pukul 6.20 pagi Waktu Bagian Timur (waktu setempat). Gelombang pembukaan TPS lainnya berlangsung di seluruh AS seiring berjalannya waktu, dengan pemungutan suara terakhir dibuka di negara bagian Hawaii pada tengah hari Waktu Bagian Timur (waktu setempat).
Penutupan akan dimulai di beberapa negara bagian pada pukul 7.00 malam Waktu Bagian Timur (atau 00.00 GMT pada Rabu), dengan Alaska dibuka paling lama hingga pukul 1 pagi pada Rabu Waktu Bagian Timur (atau 06.00 GMT).
Soujoud Hamade, seorang simpatisan Partai Demokrat terdaftar sangat tersentuh dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, merasa terdorong untuk memilih kandidat Partai Hijau Jill Stein dalam pemilihan presiden AS.
"Ini sangat emosional," kata pengacara real estate berusia 32 tahun itu setelah memberikan suaranya pada hari Selasa di sebuah sekolah di Dearborn, Michigan, kota dengan mayoritas penduduk Arab terbesar di AS, negara bagian medan pertempuran yang penting.
Hamade mengungkapkan rasa frustrasinya dengan mengatakan, "Setiap kali saya menonton berita atau membuka media sosial, saya melihat rakyat saya dibantai, saya melihat negara asal saya dihancurkan." Ia juga menyuarakan kekecewaannya dengan dukungan tak tergoyahkan pemerintahan Biden-Harris terhadap "Israel".
Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa suaranya lebih dari sekadar protes. Dia berharap dapat membantu Stein mencapai 5% suara rakyat nasional, yang akan membuka pendanaan pemerintah di masa mendatang untuk Partai Hijau dan "memulai langkah maju" dalam mematahkan dominasi dua partai dalam politik AS.