Rabu 06 Nov 2024 20:16 WIB

Terjaganya Nabi Muhammad dari Dosa

Nabi Muhammad terjaga dari dosa sejak kecil.

Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Sejak kecil, Nabi Muhammad terjaga dari kemaksiatan. Dr. Nizar Abazhah dalam bukunya berjudul "Pribadi Muhammad" menyebutkan, bahwa Rasulullah saw terhindar dari segala dosa, baik dosa besar maupun kecil. Muhammad melaksanakan semua perintah Allah dan tidak melanggarnya.

Akhlaknya begitu terjaga dari sifat-sifat yang buruk. Nabi saw sendiri menegaskan keterjagaan akhlak dan perilakunya di masa jahiliyah.

Baca Juga

"Sejak anak-anak, aku telah membenci berhala, benci pada syair (puisi), dan tak pernah melakukan apapun yang dilakukan orang Jahiliyah. Hanya dua perilaku Jahiliyah yang pernah aku lakukan, tetapi kemudian Allah menjagaku dari keduanya dan aku tak mengulanginya lagi."

Buku-buku biografi Nabi saw menyebutkan soal dua perbuatan jahiliyah itu, yakni ketika pada malam hari beliau hendak menyaksikan pesta orang Makkah, namun Allah membuatnya tertidur dan bangun karena disengat panas matahari keesokan harinya.

Nabi Muhammad saw juga tidak pernah bersentuhan dengan dosa menyangkut wanita di saat pemuda lain biasa melakukan hubungan haram. Sebab di masa jahiliyah, orang Makkah kala itu menyembah patung di mana-mana, orang-orang melakukan thawaf tanpa busana, gemar pesta mabuk-mabukan, dan banyak keburukan lainnya. Namun, Muhammad muda tidak mengikuti kebiasaan masyarakat di sekelilingnya.

Selain itu, Nabi saw juga terpelihara dari godaan syetan. Padahal, hadits menyebutkan bahwa semua manusia terkadang tidak lepas dari godaan syetan. Nabi saw bersabda, "Tak seorang pun dari kalian yang tak ditemani jin dan malaikat."

"Termasuk engkau ya Rasulullah?" Tanya sahabat. "Ya, termasuk aku. Hanya saja, Allah menolongku sehingga ia memeluk Islam dan tak menyuruhku kecuali pada kebaikan." (HR. Muslim)

Semasa hidupnya, Nabi saw juga terjaga dari kejahatan manusia yang hendak membunuhnya. Tidak ada satu pun orang kafir atau munafik yang berhasil membunuh sang nabi.

Dalam Sirah Ibn Hisyam, al-Shifa, dan kitab biografi Nabi lainnya diterangkan bagaimana kaum Quraisyi berupaya dengan segala cara untuk membunuh Nabi saw di Makkah, hingga konspirasi kaum munafik untuk melemparkan Nabi dari atas bukit sepulang dari Perang Tabuk. Namun, semua rencana jahat itu gagal. Allah melindungi Muhammad hingga misi kerasulannya selesai saat beliau wafat setelah mengalami sakit. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement