REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sifat pemalu Rasulullah SAW adalah salah satu karakteristik mulia yang menjadi teladan bagi umat Islam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, disebutkan:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عُتْبَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنْ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى وَابْنُ مَهْدِيٍّ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ مِثْلَهُ وَإِذَا كَرِهَ شَيْئًا عُرِفَ فِي وَجْهِهِ
Artinya: "Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qatadah dari 'Abdullah bin Abu 'Utbah dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang lebih pemalu dari pada anak gadis perawan yang dipingit di kamarnya". Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Yahya dan Ibnu Mahdiy keduanya berkata telah bercerita kepada kami Syu'bah seperti hadits ini; "Dan apabila beliau tidak menyukai sesuatu maka dapat dikenali dari wajah beliau". (HR Bukhari no 3298).
Hadis ini menggambarkan bahwa sifat malu yang dimiliki Rasulullah jauh melebihi seorang gadis yang sedang dipingit—sebuah perumpamaan yang pada saat itu menunjukkan tingginya standar malu, karena gadis yang dipingit biasanya berada dalam kondisi sangat tertutup dari dunia luar dan menjaga sikapnya dengan baik.
Sifat pemalu Rasulullah SAW ini tidak menghalangi beliau dalam menyampaikan kebenaran dan melakukan yang benar. Malu yang dimaksud bukanlah malu yang menghambat, melainkan malu yang berasal dari sifat kehati-hatian, kesantunan, dan rasa hormat yang tinggi kepada Allah dan sesama manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, rasa malu ini tercermin dalam tutur kata yang lembut, tidak suka mengumbar sesuatu yang tidak baik, serta menjaga kehormatan pribadi dan orang lain. Sifat ini menjadi contoh bagi umat Islam untuk memiliki sikap yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri.
Sifat Rasulullah SAW lainnya juga telah banyak diceritakan oleh orang-orang yang pernah bersama beliau. Dengan mengetahui sifat beliau, umat Islam pun bisa mengetahui karakter dan jati diri beliau yang sangat mulia.
Dalam buku “Mengintip Keseharian Rasulullah” yang diterjemahkan dari Yaumun fi Baiti ar-Rasul SAW karya Abdul Malik bin Muhammad Al-Qasim dijelaskan, Rasulullah juga sangat baik akhlaknya. Diriwayatkan dari Barra’ bin Azib, dia berkata,
“Nabi SAW adalah manusia yang paling rupawan dan baik akhlaknya, tidak terlalu tinggi, tidak pula bertubuh pendek.” (HR Bukhari).
Masih dari Barra’ bin Azib, dia juga mengatakan, “Nabi SAW bertubuh sedang, berdada bidang, rambutnya menyentuh daun telinga bagian bawah. Aku pernah melihat beliau memakai pakaian merah, sungguh aku tidak pernah melihat orang yang lebih rupawan dari beliau.” (HR Bukhari).
Secara lebih rinci tentang Rasulullah Saw, juga terdapat riwayat dari Ibnu Ishaq as-Sabi’i bahwa ada seorang lelaki yang pernah bertanya kepada Barra’ bin Azib, “Apakah wajah Rasulullah itu seperti pedang?” Ia menjawab, “Tidak, justru wajah beliau seperti rembulan.” (HR Bukhari).
Sementara, dalam sebuah riwayat dari Anas, dia berkata, “Tidak pernah aku menyentuh sutra yang lembutnya melebihi telapak tangan Rasulullah SAW, dan tidak pernah aku mencium aroma yang harumnya melebihi aroma Rasulullah SAW.” (Muttafaq Alaihi).