Rabu 13 Nov 2024 14:31 WIB

Ketika Nabi Muhammad SAW Menguji Hakim yang Diutusnya ke Yaman

Nabi Muhammad SAW pernah mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman sebagai hakim.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
hakim (ilustrasi).
Foto: EPA
hakim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mu'adz bin Jabal bin Amr bin Aus Al-Anshari Al-Khazraji biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Mu'adz bin Jabal dilahirkan tahun 20 sebelum hijrah.

Mu'adz bin Jabal adalah salah satu di antara enam sahabat Nabi Muhammad SAW yang hafal Alquran pada masa Nabi Muhammad SAW. Mu'adz bin Jabal ikut dalam perang Badar dan peperangan-peperangan lainnya.

Baca Juga

Mu'adz bin Jabal adalah sosok sahabat yang terkenal cerdas, otaknya cemerlang, manis tutur katanya. Dia juga sosok sahabat yang berwibawa, dermawan, budi pekertinya baik, dan wajahnya tampan.

Nabi Muhammad SAW pernah mengutus Mu'adz bin Jabal ke Yaman sebagai hakim dan guru bagi penduduk setempat.

Rasulullah SAW mengatakan dalam sepucuk surat yang dibawa Mu'adz bin Jabal, "Aku utus kepada kalian orang terbaik dari keluargaku."

Sebelum Mu'adz bin Jabal berangkat ke Yaman dalam rangka melaksanakan tugas sebagai hakim di sana, Rasulullah SAW bertanya, "Dengan dasar apa kamu memutuskan perkara, wahai Mu'adz?” Mu'adz bin Jabal menjawab, "Dengan Kitab Allah (Alquran).”

Rasulullah SAW bertanya lagi, "Jika kamu tidak kamu jumpai dalam Kitab Allah?" Mu'adz bin Jabal menjawab, "Aku putuskan berdasarkan sunnah Rasulullah." 

Rasulullah SAW berkata, "Jika tidak kamu jumpai dalam sunnah Rasulullah?" Mu'adz bin Jabal menjawab, "Aku akan berijtihad dengan mengoptimalkan akal pikiranku."

Rasulullah SAW membenarkan ucapan Mu'adz bin Jabal dan berkata, "Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan petunjuk-Nya kepada utusan Rasul-Nya."

Ibnu Mas'ud pernah mengatakan, "Mu'adz bin Jabal adalah orang yang selalu khusyuk dalam beribadah kepada Allah dan beragama secara hanif. Kami biasa menyerupakan Mu'adz bin Jabal dengan Nabi Ibrahim.”

Mu'adz bin Jabal pernah mengatakan, "Kenalilah kebenaran dengan kebenaran, karena kebenaran itu memiliki cahaya, dan berhati-hatilah kalian terhadap putusan hakim yang menyimpang.”

Mu'adz bin Jabal juga pernah mengatakan, “Pelajarilah ilmu apa saja yang kalian inginkan, karena Allah tidak akan memberi manfaat dari ilmu kalian hingga kalian mengamalkannya.”

Dilansir dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement