Senin 18 Nov 2024 18:00 WIB

Milad ke-112 Muhammadiyah, Haedar Nashir: Bangun Iman-Takwa, Akhlak, dan Ilmu

Muhammadiyah hadirkan kemakmuran untuk semua.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir.
Foto: dok ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah mengambil tema Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua.

Dalam pidatonya, Haedar menekankan bahwa kemakmuran bukan hanya tuntutan konstitusi, tetapi juga cita-cita bersama bangsa Indonesia yang harus diwujudkan secara merata.

Baca Juga

"Mewujudkan Indonesia makmur merupakan perintah konstitusi sekaligus cita-cita nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang wajib diwujudkan oleh Pemerintah dan seluruh institusi negara," kata Haedar dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurutnya, kemakmuran yang diperjuangkan Muhammadiyah tidak hanya berbasis material, tetapi juga mencakup dimensi rohaniah. Haedar mengingatkan bahwa kemakmuran sejati berarti itu berdimensi lahiriah sekaligus rohaniah untuk semua orang tanpa diskriminasi.

Ia juga menekankan pentingnya keadilan sosial sebagaimana diamanatkan oleh Sila Kelima Pancasila.

"Kemakmuran Indonesia tidak boleh hanya untuk kelompok kecil orang, sementara mayoritas rakyat hidup di bawah garis kemiskinan," kata dia.

Haedar turut mengutip pandangan Bung Karno dan Bung Hatta mengenai keadilan dan ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan.

Ia mengingatkan bahwa ekonomi Indonesia harus dijalankan dengan semangat gotong royong dan koperasi, menjauhi individualisme dan kapitalisme.

Muhammadiyah, menurut Haedar, telah berkontribusi nyata dalam berbagai bidang untuk mewujudkan kemakmuran bagi semua, baik melalui pendidikan, kesehatan, sosial, maupun amal usaha.

"Muhammadiyah terus bergerak meningkatkan intensitas dan kualitas gerakannya di berbagai bidang khususnya amal usaha dan ekonomi untuk memakmurkan kehidupan bangsa," ujarnya.

Haedar menambahkan bahwa Muhammadiyah juga menjangkau kawasan terdepan, terjauh, dan tertinggal dengan semangat kemandirian.

"Muhammadiyah dalam usaha menghadirkan kemakmuran bangsa menjadikannya sebagai satu mata rantai usaha dengan membangun iman dan takwa, akhlak mulia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan orientasi amal usaha di segala bidang kehidupan," ujarnya.

Haedar juga menyoroti peran penting pemerintah dalam pembangunan ekonomi berbasis konstitusi.

Mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto, ia mengatakan bahwa dalam membangun ekonomi, menyelamatkan negara, membangun kemakmuran, dan mengurangi kemiskinan, pemerintah harus menjadi pelopor. Pemerintah tidak boleh hanya menjadi wasit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement