Sabtu 23 Nov 2024 15:49 WIB

Menpar: Penyebaran Wisatawan di Bali Belum Merata

Bali bagian utara maupun bagian barat memiliki banyak potensi wisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
(Menpar Widiyanti Putri Wardhana mengatakan  padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Bali bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih, namun akibat adanya penyebaran yang tak rata.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
(Menpar Widiyanti Putri Wardhana mengatakan padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Bali bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih, namun akibat adanya penyebaran yang tak rata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengatakan  padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Bali bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih, namun akibat adanya penyebaran wisatawan yang belum merata karena menumpuk di Bali bagian selatan. Widi menyampaikan Bali bagian utara maupun bagian barat memiliki banyak potensi wisata yang masih belum banyak digali untuk wisatawan. 

"Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyadari tantangan yang dihadapi Bali terkait kurang meratanya persebaran wisatawan seperti yang disoroti dalam daftar No List 2025 oleh Fodor's," ujar Widi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).

 

Widi memastikan Kemenpar terus berupaya mendorong pemerataan wisatawan di Bali. Kemenpar, lanjut Widi, berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara yang diharapkan semakin memperkaya pilihan tujuan berwisata wisatawan. 

 

"Paket wisata yang ditawarkan meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah. Mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, desa wisata, dan lainnya seperti Desa Wisata Les, Lovina, hingga Pemuteran di Bali Utara," kata Widi. 

 

Di Kabupaten Jembrana ada Taman Nasional Bali Barat dengan daya tarik burung jalak Bali. Sementara di Banyuwangi terdapat banyak destinasi seperti Desa Wisata Kemiren, G-Land, Alas Purwo, serta yang tidak kalah menarik adalah Kawah Ijen. 

 

Widi menyampaikan Kemenpar juga telah mengajak komunitas berdiskusi soal pengembangan wisata di Bali Utara dan sejumlah wartawan nasional maupun asing untuk meliput langsung sejumlah destinasi di Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Dengan berbagai langkah ini, Widi optimistis dapat mengurangi ketimpangan wisata dan mengembangkan pariwisata Bali yang lebih berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

 

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, menjelaskan Kemenpar berkomitmen untuk terus mengembangkan kebijakan pariwisata yang berkelanjutan guna melindungi budaya, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat Bali. 

 

“Kami juga telah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat setempat untuk mengatasi isu-isu seperti pengelolaan sampah, polusi, dan tekanan sosial akibat pariwisata," kata Hariyanto. 

 

Langkah konkret yang sedang dilakukan, yaitu manajemen destinasi dengan mendistribusikan wisatawan ke berbagai belahan Bali dan ke 5 Destinasi Super Prioritas (DPSP) selain Bali (Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang) 

 

"Kami berupaya untuk berkoordinasi lintas lembaga untuk memberikan tindakan tegas kepada wisatawan yang  melanggar hukum, norma, dan adat serta menindak wisatawan yang menyalahgunakan visa," ucap Hariyanto. 

 

Kementerian Pariwisata juga terus mempromosikan pariwisata berbasis masyarakat, memperkuat regulasi lingkungan, dan mengedukasi wisatawan bersama stakeholders terkait untuk lebih menghormati budaya lokal serta menjaga keberlanjutan alam Bali. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement