Selasa 26 Nov 2024 12:23 WIB

Inovasi dalam Kesehatan Tidur: Dosen Universitas BSI Tegal Gunakan Machine Learning

Kualitas tidur yang baik adalah faktor penting untuk kesehatan.

Berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya tidur berkualitas, Mawadatul Maulidah dan Nadiyah Hidayati, dua dosen dari Universitas BSI Kampus Tegal, telah merilis penelitian inovatif yang menggunakan teknologi machine learning untuk memprediksi gangguan tidur berdasarkan gaya hidup.
Foto: Universitas BSI
Berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya tidur berkualitas, Mawadatul Maulidah dan Nadiyah Hidayati, dua dosen dari Universitas BSI Kampus Tegal, telah merilis penelitian inovatif yang menggunakan teknologi machine learning untuk memprediksi gangguan tidur berdasarkan gaya hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Kualitas tidur yang baik adalah faktor penting untuk kesehatan dan produktivitas hidup. Meski demikian, banyak orang masih mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhi kesehatan tidur mereka. Berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya tidur berkualitas, Mawadatul Maulidah dan Nadiyah Hidayati, dua dosen dari Universitas BSI Kampus Tegal, telah merilis penelitian inovatif yang menggunakan teknologi machine learning untuk memprediksi gangguan tidur berdasarkan gaya hidup.

Penelitian ini memanfaatkan dataset Sleep Health and Lifestyle dari Kaggle, yang berisi data dari 359 responden mengenai kebiasaan tidur, aktivitas fisik, tingkat stres, dan indeks massa tubuh (BMI). Dengan menerapkan algoritma seperti Gradient Boosting, Random Forest, dan Support Vector Machine (SVM), tim peneliti berhasil mengembangkan model prediksi yang akurat, membantu memetakan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas tidur.

Baca Juga

Mawadatul Maulidah menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa model Gradient Boosting memiliki akurasi tertinggi, mencapai 91 persen, menjadikannya alat potensial untuk memantau kesehatan tidur individu secara akurat.

"Temuan kami menunjukkan bahwa durasi dan kualitas tidur sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan tingkat stres. Ini adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan gaya hidup demi kesehatan tidur yang optimal,” ujarnya.

Tidak hanya itu, penelitian ini memberikan wawasan praktis bagi masyarakat tentang pentingnya manajemen stres dan peningkatan aktivitas fisik sebagai langkah awal mencapai tidur yang lebih baik.

"Kami berharap penelitian ini dapat mendorong lebih banyak studi di bidang kesehatan tidur, dengan cakupan dataset yang lebih luas dan fitur tambahan. Ini adalah langkah penting dalam memanfaatkan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Penelitian ini menegaskan bahwa teknologi machine learning dapat menjadi alat yang efektif untuk memahami dan mengelola kesehatan tidur, membuka peluang baru bagi masyarakat untuk mendapatkan tidur yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement