Selasa 26 Nov 2024 14:51 WIB

Menanti Implementasi Pendanaan Iklim

COP29 menghasilkan janji dana iklim sebesar 30 miliar dolar AS per tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Perubahan iklim (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Kesepakatan pendanaan iklim dan pasar karbon yang dicapai dalam Pertemuan Perubahan Iklim PBB COP29 di Baku, Azerbaijan, dapat menghasilkan miliaran dolar AS ke bisnis-bisnis di dunia. Namun, hal itu akan terjadi apabila negara-negara dapat memaparkan rencana-rencana yang jelas untuk pasar dan investasi hijau mereka tahun depan.

Rencana-rencana yang akan diajukan ke Badan Iklim PBB (UNFCCC) sebelum COP30 di Brasil, harus menggambarkan langkah-langkah pengurangan emisi dan transisi energi yang realistis dan rendah risiko. Tapi yang masih menjadi persoalan adalah kecepatan sejumlah negara untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih.

Kemenangan Donald Trump yang berjanji menarik Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Paris memperumit persoalan tersebut. COP29 yang berlangsung dua pekan di Baku menghasilkan janji dana iklim sebesar 300 miliar dolar AS per tahun pada 2035.

Bagi banyak negara berkembang, janji itu tidak cukup untuk membantu mereka menghadapi perubahan iklim dan melaksanakan transisi energi. Sementara sektor swasta yang disinggung selama COP29 termasuk janji bank pembangunan multilateral untuk memobilisasi 65 miliar dolar per tahun, masih menunggu detail dari negara-negara.

Sejumlah detail dapat dibahas sebelum COP30 tahun depan, yang mana negara-negara akan memetakan rencana pemangkasan emisi mereka. Negara-negara akan mengajukan langkah-langkah pemangkasan emisi yang ditentukan sendiri (NDC) ke UNFCCC pada bulan Februari tahun depan.

Namun, banyak negara yang mengaku mereka akan gagal memenuhi tenggat waktu tersebut. Banyak pebisnis yang meminta NDC memasukkan proyek-proyek dan upaya yang siap diinvestasikan dan spesifik mungkin. Hal ini diperlukan untuk membantu investor mengukur komitmen dan risiko jangka-panjang.

"(Dana investasi baru akan mengalir bila target bersama yang disetujui dalam ajang seperti COP29) diterjemahkan ke dalam regulasi, legislasi dan kebijakan lain yang terukur," kata Kepala Manajer Aset Pendanaan Iklim Aviva Investor, Thomas Tayler, Senin (25/11/2024).

Tayler menambahkan hal lain yang sama pentingnya adalah menunjukkan komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan tersebut kemudian melaporkan kemajuannya. COP29 digelar beberapa pekan setelah Trump memenangkan pemilihan presiden AS.

Bagi perusahaan yang terlibat dalam proyek penghapusan karbon, COP29 menawarkan prospek yang lebih cerah dengan menghasilkan kesepakatan yang sudah lama diperjuangkan. Negara-negara akhirnya menyelesaikan aturan perdagangan pengimbangan karbon nasional, termasuk membentuk registri pusat yang juga dapat menerbitkan kredit tersebut dan melacak penjualannya.

Harapannya, adanya kejelasan mengenai struktur pasar akan mendorong negara-negara dan perusahaan untuk berinvestasi sambil juga mengatasi kekhawatiran mereka tentang risiko reputasi. Namun, kesepakatan tersebut menjelaskan keterlibatan registri PBB tidak berarti memberikan cap persetujuan otomatis untuk kualitas kredit.

"Masih banyak pembiayaan yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan ini," kata Kepala Pejabat Perubahan Sistem di Cambridge Institute for Sustainability Leadership Eliot Whittington.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement