Sabtu 07 Dec 2024 10:35 WIB

Reaksi PBNU soal Gus Miftah Mundur

Gus Miftah mengundurkan diri sebagai utusan khusus presiden.

Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus MIftah
Foto: Republika
Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus MIftah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menganggap keputusan Miftah Maulana mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan menunjukkan sikap kesatria. "Itu hak beliau dan kita hormati sebagai sikap kesatria yang bertanggung jawab," ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, Miftah Maulana atau yang biasa dipanggil Gus Miftah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Baca Juga

Keputusan tersebut diambil setelah ucapan Miftah yang dinilai oleh sebagian kalangan sebagai merendahkan tukang es pada acara pengajian menuai kritik publik, utamanya di media sosial. Warganet menilai ucapan Miftah tak mencerminkan diri sebagai ulama maupun Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Fahrur Rozi mengatakan apa yang dikatakan Miftah mungkin saja sebuah kekhilafan yang tidak disengaja. Namun, ketika pada akhirnya memutuskan mengundurkan diri, hal tersebut merupakan sikap berbesar hati.

"Meskipun sesungguhnya itu satu kekhilafan yang tidak disengaja, tetapi beliau berbesar hati mengundurkan diri secara terhormat. Menurut saya itu sikap mulia dan kesatria," kata dia. Kendati demikian, ia berharap Miftah tetap eksis berdakwah dan mengajarkan kebaikan kepada masyarakat. "Semoga beliau terus diberi kekuatan lahir batin untuk tetap eksis berdakwah dan mengajarkan kebaikan kepada masyarakat," kata Fahrur.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menghormati keputusan Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab disapa Gus Miftah yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden, dan menyebut sikap itu sebagai sikap kesatria.

"Saya sendiri belum lihat langsung, tetapi dapat laporan beliau sudah mengundurkan diri, komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab, tindakan kesatria, beliau sadar, beliau salah ucap, beliau bertanggung jawab dan beliau mengundurkan diri, saya kira kita hargai sikap kesatria itu," kata Prabowo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement