Senin 09 Dec 2024 09:55 WIB

Pernah Rasakan Sakitnya Dijajah, Presiden Afsel: Perang Israel di Gaza Harus Berakhir

Ramaphosa menegaskan, dunia tidak bisa menutup mata terhadap ketidakadilan ini.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG — Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan bahwa perang barbar Israel terhadap rakyat Gaza harus segera diakhiri.

"Sebagai bangsa, kami sangat memahami rasa sakit akibat tanah kami dijajah dan rakyat kami ditindas. Afrika Selatan dan Aljazair berdiri teguh mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri," ujar Ramaphosa.

Baca Juga

Presiden Afrika Selatan menyatakan hal itu dalam pidatonya kepada parlemen Aljazair dalam kunjungan kerja pada Jumat (6/12), sebagaimana dikutip dari transkrip yang dirilis pemerintah dan diterima Anadolu pada akhir pekan.

Ia menambahkan, pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak, dan warga sipil yang tidak terlibat; pemboman terhadap rumah, sekolah, dan rumah sakit; serta penolakan bantuan kemanusiaan adalah noda pada hati nurani dunia. Ramaphosa menegaskan, “Kita tidak bisa menutup mata terhadap ketidakadilan ini.”

Afrika Selatan telah mengajukan gugatan genosida terhadap Israel di mahkamah Den Haag pada akhir 2023. Dalam gugatan tersebut, Israel dituduh gagal memenuhi komitmennya berdasarkan Konvensi Genosida 1948, menyusul serangan tanpa henti terhadap Gaza sejak Oktober tahun lalu.

Sejumlah negara, termasuk Turki, Nikaragua, Palestina, Spanyol, Meksiko, Libya, dan Kolombia, turut bergabung dalam kasus ini di Mahkamah Internasional (ICJ), yang mulai mengadakan sidang publik pada Januari.

Ramaphosa menekankan bahwa dunia memiliki tanggung jawab untuk mengakhiri genosida ini.“Israel harus bertanggung jawab atas kejahatannya terhadap rakyat Gaza,” tegasnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement