Senin 09 Dec 2024 14:53 WIB

Korban Penculikan di Bandung Mengenali Suara Pelaku Bersenpi, Ini Kronologi dari Polisi

Para pelaku penculikan di Bandung diperkirakan berjumlah enam orang.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Salah seorang wartawan tengah mendatangi rumah korban penculikan di Jalan Sukanagara, Antapani, Kota Bandung, Senin (9/12/2024). Seorang wanita diduga diculik oleh komplotan bersenjata, Ahad (8/12/2024).
Foto: M Fauzi Ridwan.
Salah seorang wartawan tengah mendatangi rumah korban penculikan di Jalan Sukanagara, Antapani, Kota Bandung, Senin (9/12/2024). Seorang wanita diduga diculik oleh komplotan bersenjata, Ahad (8/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polisi mengungkapkan Santi (43 tahun) korban penculikan komplotan diduga bersenjata api di kediamannya di Jalan Sukanaraga, Antapani, Kota Bandung mengenali salah seorang pelaku. Mereka menyebut para pelaku diperkirakan berjumlah enam orang berdasarkan pengakuan korban.

"Dari suara ada beberapa orang atau mungkin satu orang yang kemungkinan identik yang dikenal dengan korban. Tapi korban belum memastikan siapa orangnya, tapi suara mengenal," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (9/12/2024).

Baca Juga

Saat korban diduga diculik dan dibawa oleh para pelaku ke dalam mobil, Ahad (8/12/2024) kemarin, Abdul Rahman mengatakan para pelaku memakai masker dan topi sehingga sulit dikenali. Korban sendiri diantarkan oleh pengendara ojek pangkalan di Pasir Impun ke kediamannya pada malam hari.

Ia menyebut seseorang yang diduga terduga pelaku di Pasir Impun memberhentikan pengendara ojek pangkalan. Terduga pelaku meminta diantar ke kantor PD Kebersihan di Antapani dan menemui sejumlah orang yang berada di dalam mobil.

Dari mobil tersebut, ia menyebut turun seorang laki-laki yang diduga pelaku dan perempuan yang merupakan korban. Laki-laki tersebut meminta pengendara ojek pangkalan untuk mengantar perempuan tersebut yang disebutnya sebagai istri ke kediamannya.

"Ini yang bisa kita kantongi, identitas dan kita masih dalam tahap pencarian," kata dia.

Selama di dalam mobil, ia menuturkan belum dapat memastikan apakah korban mendapatkan ancaman dan kekerasan atau pelecehan seksual. Sebab korban saat ini belum dapat maksimal dimintai keterangan karena mengalami trauma dan syok.

"Fisik kita melihat dari si korban tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata dia.

Namun begitu, Abdul Rahman mengatakan korban melihat botol-botol minuman keras. Ia menjelaskan barang yang diambil korban yaitu SIM Card handphone milik korban.

"Ketika handphone diambil itu SIM card-nya dicabut diambil oleh diduga pelaku, kemudian handphone-nya dibalikin lagi," kata dia.

Pihaknya masih melakukan pendalaman termasuk motif para pelaku. Namun begitu, ia menduga korban diturunkan di Pasir Impun karena mendengar berita tentang penculikan tersebut.

"Mungkin niat dari si pelaku mungkin yang harusnya melakukan hal-hal tertentu sehingga berita sudah tersebar, mereka mungkin akhirnya membatalkan atau tidak melanjutkan aksi mereka ini," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement