REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Opaper mengajak pelaku UMKM Yogyakarta untuk mendigitalisasi bisnis mereka agar memudahkan akses pasar dan operasionalisasi bisnis. Hal tersebut didorong dengan semakin menjamurnya bisnis kuliner dan perlunya penyesuaian kondisi pasar yang serba modern.
Iwan menyebutkan, beragamnya potensi lokal yang ada di DIY akan dikembangkan melalui kolaborasi berbagai sektor mulai dari kuliner, kriya, film dan lainnya untuk dikenalkan lebih luas ke luar negeri. Melalui dana keistimewaan, pemerintah juga akan memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM.
"Kami akan melakukan bimbingan teknis, pendampingan, kemudian kedepannya akan ada festival-festival yang berkolaborasi dengan pemerintah, swasta, kampus-kampus, secara berkelanjutan," ujar Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata DIY, Iwan Pramana, dalam acara bincang bisnis bersama Founder Opaper App, Joanathan McIntosh, di VRTX Compound Space Yogyakarta, Ahad (8/12/2024).
Iwan menegaskan, digitalisasi merupakan dorongan dari pemerintah agar pelaku UMKM dapat mepromosikan produknya lebih luas melihat persaingan pasar semakin luas baik dari lokal maupun luar negeri. Ia juga menegaskan perlu adanya narasi atau storytelling dari produk yang dipasarkan untuk membangun karakter produk dan menciptakan pelanggan yang baik.
Melalui dorongan dari Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata, pelaku UMKM dapat memperkuat branding dan menciptakan story telling, menciptakan konsistensi dan komunikasi yang baik dengan media. Hal tersebut didorong dengan adanya fasilitas program dari pemerintah seperti pelatihan, bimbingan teknis, regulasi yang disesuaikan dengan kondisi pelaku UMKM.
"Kami fasiilitasi tentunya dengan hal yang sudah kami kurasi dan kami kelompokkan sesuai yang kami tampung untuk tampil di event nasional maupun internasional," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, Joan menyebutkan pentingnya branding dalam bisnis juga sebagai identitas bagi Indonesia. Ia menyebutkan terdapat banyak komoditas bahan pangan indonesia yang diekspor ke luar negeri tetapi setelah diolah malah diklaim negara lain. Ia juga menegaskan digitalisasi merupakan keharusan yang dilakukan oleh pelaku bisnis agar dapat bertahan di era digital ini.
Melalui kegiatan ini, para peserta pelaku UMKM diharapkan mendapatkan materi mengenai digitalisasi yang mencakup keseluruhan tahap dalam bisnis mulai dari story telling dari digital marketing, digital finansial, dan sisi perawatan menu dan feedback dari konsumen.
"Nah, di sini Opaper masuk untuk merawat bisnis kamu supaya finansialnya sehat dari pencatatan penjualan, pencatatan inventaris," ujar Joan.
Setelah kegiatan Bincang Santai, acara dilanjutkan dengan Grand Final Kompetisi Cipta Rasa untuk menentukan satu pemenang dari 20 finalis untuk dapat mengikuti ajang festival makanan terbesar yaitu Melbourne Food and Wine Festival 2025.