Ahad 15 Dec 2024 08:23 WIB

Program Sosial dan Kebencanaan Jadi Fokus Baznas RI Tahun Depan

Baznas RI ingin menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat rentan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) mendirikan layanan dapur umum Bank Makanan dan dapur air bersih bagi para korban banjir, (ilustrasi)
Foto: dok Republika
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) mendirikan layanan dapur umum Bank Makanan dan dapur air bersih bagi para korban banjir, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI akan meningkatkan program sosial dan kebencanaan pada 2025. Lewat hal tersebut, Baznas RI ingin menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat rentan. 

"BTB (Baznas Tanggap Bencana) tetap menjadi program prioritas kami tahun depan, karena masyarakat sangat mempercayai kecepatan dan ketanggapan Baznas dalam memberikan bantuan,” kata Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdum saat berbicara dalam Rakornas BTB dan Rumah Sehat Baznas yang digelar di Semarang, Sabtu (14/12/2024) lalu.

 

Dalam rangka menguatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana, salah satu upaya yang ditempuh Baznas RI adalah menggencarkan edukasi kebencanaan. Misalnya melalui pelatihan dan pembentukan 14 Kampung dan Madrasah Aman Tanggap Bencana di seluruh Indonesia. 

 

Program tersebut diharapkan bisa meningkatkan kesiapan masyarakat di daerah rawan bencana sekaligus memperluas manfaat zakat guna menjangkau mustahik yang lebih luas. “Kami berharap Baznas di daerah juga semakin aktif sehingga keberadaannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ucap Mahdum. 

 

Dalam rakornas, Pimpinan Baznas RI Bidang Koordinasi Nasional Achmad Sudrajat juga menyampaikan bahwa pihaknya siap bekerja sama dengan lembaga amil zakat (LAZ) lain dalam program penanggulangan dan penanganan bencana. "Dengan kolaborasi dan sinergi yang erat, maka dapat lebih mudah untuk membantu pemerintah dalam penanganan bencana nasional," ucapnya. 

 

Menurut Achmad, dalam hal sinergisitas dengan LAZ lain, yang perlu dilakukan adalah pemetaan penyaluran bantuan agar tak tumpang tindih. Sebab dia menyebut hal itu kerap terjadi. "Misalnya, dalam bencana banjir besar, sering terjadi penumpukan bantuan di titik-titik tertentu karena kurangnya koordinasi di lapangan. Oleh karena itu ini akan kita kuatkan," kata Achmad. 

 

Isu lainnya adalah inefisiensi sumber daya. Artinya, dana, logistik, dan tenaga relawan yang dimobilisasi sering kali tidak terkelola dengan baik. "Seperti mobilisasi relawan yang tidak terorganisir membuat penyaluran bantuan menjadi lambat dan tidak terstruktur," ujar Achmad. 

 

Pada Jumat (13/12/2024) lalu, Baznas RI menggelar "Apel Baznas RI Tanggap Bencana" di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah. Apel yang dihadiri 5.000 relawan itu dipimpin langsung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

 

"Saya sangat mengapresiasi peran aktif Baznas, para relawan, serta mitra Baznas yang telah bersinergi untuk membantu pemerintah dalam penanganan kebencanaan nasional. Baik pada tahap tanggap darurat bencana, pemulihan pasca bencana, sampai upaya mengurangi risiko bencana seperti 'Kampung Tanggap Bencana'," kata Gibran dalam sambutannya. 

 

Dia berharap, ke depan Baznas RI bisa semakin memperkuat perannya dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Misalnya dengan aktif memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada warga di berbagai daerah di Tanah Air.

 

photo
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin Apel Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Tanggap Bencana yang digelar di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (13/12/2024) lalu. - (Dok Baznas RI)

 

Menurut Gibran, masyarakat sangat penting memiliki kesiapsiagaan bencana. Hal itu karena Indonesia berada di jalur Cincin Api atau Ring of Fire.

 

"Indonesia sebagai negara yang terletak di Ring of Fire memiliki risiko bencana yang tinggi, baik bencana banjir, gempa bumi, erupsi gunung, longsor, dan lain-lain. Apalagi ditambah dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem," ucapnya. 

 

Oleh sebab itu, dia mengapresiasi peran Baznas RI. "Terakhir, tolong jaga transparansi, akuntabilitas, serta efisiensi penyaluran zakat, infak, sedekah, yang digunakan untuk penanggulangan bencana, sehingga dapat semakin meningkatkan kepercayaan publik dan masyarakat," ujar Gibran. 

 

Sementara itu Ketua Baznas RI Noor Ahmad mengatakan, Wapres Gibran mengapresiasi Baznas Tanggap Bencana. "Kami juga diminta oleh Pak Wapres tadi untuk terus bisa mengembangkan ini di seluruh daerah-daerah," katanya.

 

Dia mengungkapkan, apel Baznas Tanggap Bencana di Lapangan Pancasila diikuti 5.000 relawan yang berasal dari seluruh Pulau Jawa. Noor mengatakan relawan Baznas Tanggap Bencana sudah tersebar di 360 kabupaten/koya di 30 provinsi. "Insya Allah setelah ini seluruh provinsi dan kabupaten/kota akan segera dibentuk Baznas Tanggap Bencana," ujarnya. 

 

Noor menjelaskan, dari total zakat yang dihimpun Baznas RI, 15 persen di antaranya disisihkan untuk tanggap bencana. Sebab Baznas RI berkeyakinan tujuan dari syariat Islam salah satunya adalah hifdhun nafs, yaitu menjaga jiwa dan menyelamatkan nyawa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement