Senin 16 Dec 2024 14:17 WIB

Tak Mau Berhenti, Israel Terus Bombardir Situs Militer Suriah

Israel memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan

Tank Israel di sepanjang Jalur Alpha yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah, di kota Majdal Shams, Senin, 9 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Matias Delacroix
Tank Israel di sepanjang Jalur Alpha yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah, di kota Majdal Shams, Senin, 9 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO  Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara pada Minggu malam (15/12) terhadap sejumlah posisi militer di provinsi Latakia dan Tartus, Suriah, menurut informasi dari pos pengamatan pesawat.

Serangan tersebut menyasar beberapa lokasi strategis di wilayah barat Suriah, termasuk pangkalan militer dan gudang amunisi. Sebuah ledakan dahsyat dilaporkan terjadi di desa Hiresun, Tartus, setelah salah satu serangan udara tersebut dilancarkan.

Baca Juga

Sejak runtuhnya rezim Baath, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah dengan tujuan menghancurkan infrastruktur dan kemampuan militer negara tersebut.

Dataran Golan

Rencana Israel untuk memperluas permukiman di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan mencerminkan kurangnya keinginan negara itu untuk mencapai perdamaian yang adil di kawasan, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

Sebelumnya, pemerintah Israel di bawah kepala otoritas pemerintahan Benjamin Netanyahu secara bulat menyetujui rencana pengembangan Dataran Tinggi Golan, yang mencakup penguatan permukiman lokal dan menggandakan jumlah pemukim di wilayah tersebut.

"Mesir menganggap rencana Israel untuk memperluas permukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki sebagai pelanggaran hukum internasional dan upaya untuk memaksakan kebijakan fait accompli. Hal ini mencerminkan kurangnya keinginan Israel untuk mencapai perdamaian yang adil di kawasan," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.

Tentara Israel saat ini tengah aktif memperkuat pertahanannya di bagian Suriah dari Dataran Tinggi Golan, di tengah perubahan kekuasaan di Suriah.

Pada awal Desember, Netanyahu menyatakan bahwa kesepakatan pemisahan pasukan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai setelah Perang Yom Kippur 1973, tidak lagi berlaku karena militer Suriah telah meninggalkan posisinya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement