REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Wajib Belajar Empat Puluh Jam (Wajar Patuh) diklaim sebuah inovasi yang turut berperan dalam kesuksesan kinerja BPJS Kesehatan tahun 2024. Wajar Patuh dinilai berkontribusi meningkatnya pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan administrasi umum BPJS Kesehatan.
Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal mengatakan berbagai inisiatif strategis telah dilakukan sepanjang tahun ini di antaranya Wajar Patuh. Menurut dia, Wajar Patuh sebuah program pembelajaran terintegrasi yang telah berhasil meningkatkan kompetensi dan kapasitas seluruh pegawai BPJS Kesehatan.
Ia menjelaskan program tersebut telah diikuti oleh seluruh duta BPJS Kesehatan di berbagai tingkatan. Kemudian turut menciptakan budaya belajar yang kuat dan berkelanjutan di seluruh organisasi.
"Wajar Patuh tidak hanya menjadi kebijakan internal tetapi juga menjadi teladan dalam pengelolaan SDM untuk organisasi besar lainnya," ujarnya.
Dengan pendekatan 3C (Content, Contact, Context), lanjut Andi, program tersebut telah mendorong terciptanya sinergi antara pembelajaran formal, informal, dan non-formal, guna menghasilkan SDM yang kompeten dan siap menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Terdapar dua jenis program Wajar Patuh yakni Wajar Patuh Individual Development Plan (IDP). Ini fokus kepada pemenuhan gap kompetensi jabatan dan sasaran karier pegawai melalui pembelajaran yang terstruktur. Efektivitas pembelajaran dievaluasi menggunakan Sistem Penilaian Kompetensi Terpadu (Si Tinker).
Kemudian Wajar Patuh Non-IDP yang dirancang untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan tambahan yang relevan dengan pekerjaan, meskipun tidak berhubungan langsung dengan gap kompetensi.
BPJS Kesehatan telah mengimplementasikan Learning Management System (LMS) modern untuk memperkuat ekosistem pembelajaran. LMS ini, kata Andi, mempermudah pegawai mengakses pelatihan kapan dan di mana saja. Serta .enggabungkan pendekatan “High Tech, High Touch” yang menciptakan keseimbangan antara interaksi manusia dan efisiensi teknologi.
"Melalui platform ini, pegawai dapat mengikuti modul pembelajaran interaktif, video pelatihan, dan evaluasi kompetensi secara digital," katanya.
Menurut Andi, inisiatif ini menjadi langkah strategis dalam membangun budaya belajar berkelanjutan dan mendorong transformasi SDM di era digital. Sementara itu, di bidang administrasi umum, BPJS Kesehatan berhasil melakukan digitalisasi besar-besaran untuk mendukung efisiensi operasional.
Keberhasilan ini tak lepas dari kesiapan setiap duta BPJS Kesehatan dalam hal pengetahuan dan kompetensi digital. Transformasi digital ini memungkinkan proses pengelolaan dokumen, pengadaan, dan layanan administrasi lainnya dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan transparan.
Andi menambahkan BPJS Kesehatan juga mencatatkan pencapaian penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan keterlibatan pegawai. Program-program kesejahteraan karyawan diperluas dengan pendekatan inklusif, mencakup aspek kesehatan, pengembangan karier, dan penghargaan atas kontribusi pegawai.
Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas kerja tetapi juga memperkuat loyalitas pegawai terhadap organisasi. Andi mengungkapkan keberhasilan BPJS Kesehatan dalam menciptakan Learning Organization menjadi salah satu sorotan utama di tahun 2024. Pasalnya, BPJS Kesehatan kini diakui sebagai pusat keunggulan di bidang asuransi kesehatan sosial (Center of Excellence Social Health Insurance), dengan SDM yang terus belajar dan berinovasi.
“Keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras seluruh elemen organisasi yang didukung oleh semangat transformasi dan inovasi. Dengan SDM yang unggul, kami optimis dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan JKN," kata dia.
Keberhasilan ini dinilai tidak hanya memberikan dampak kepada internal BPJS Kesehatan tetapi juga menjadi inspirasi bagi institusi lain dalam mengelola SDM secara efektif dan efisien.