REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengakui sentimen negatif masyarakat terhadap institusi Polri terbilang tinggi. Jenderal Sigit mengungkapkan hal tersebut berdasarkan hasil pengukuran interaksi masyarakat pengguna platform media sosial (medsos) dengan Polri. Dikatakan dia, angka sentimen negatif terhadap Korps Bhayangkara masih di angka 46 persen.
Kapolri dalam rilis akhir tahun 2024 menyampaikan salah-satu tantangan evaluasi yang harus dilakukannya pada 2025 terkait dengan ‘proporsi sentimen Polri pada media sosial’. Kata dia dari interaksi Polri di media sosial sepanjang 2024 ada sebanyak 7,12 juta.
Jumlah tersebut sebanyak 4,86 juta interaksi melalui medsos X atau Twitter dan 1,11 juta melalui kanal Youtube. Serta 440,2 ribu interaksi melalui Instagram, 378,8 ribu melalui TikTok, dan 326,6 ribu melalui Facebook.
Kapolri mengatakan dari interaksi seluruh platform medsos tersebut, proporsi sentimen yang positif terhadap Polri ada sebanyak 2,5 juta atau 37 persen. “Sedangkan sentimen netral ada sebanyak 1,23 juta interaksi atau sekitar 18 persen. Dan selebihnya sentimen negatif sebanyak 3,31 juta interaksi atau sekitar 46 persen,” kata ujar Jenderal Sigit dalam penyampaian rilis akhir tahun 2024 di Mabes Polri di Jakarta, Selasa (31/12/2024).
Kapolri tak memberikan contoh bentuk interaksi positif, netral, ataupun negatif yang dimaksud itu. Tetapi, dia menjabarkan, dari analisa internalnya, interaksi positif terhadap Polri mendominasi pada Januari, Februari dan Juli 2024.
Adapun sentimen negatif terjadi sepanjang Maret, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember 2024. Kapolri mengatakan interaksi dengan sentimen negatif yang mendominasi itu, terjadi karena dalam setiap bulannya ada terungkap peristiwa-peristiwa yang melibatkan kebobrokan personel Polri.
“Sehingga menyebabkan angka sentimen negatif lebih tinggi dibandingkan sentimen positif,” ujar Kapolri.