Senin 06 Jan 2025 21:21 WIB

Makan Gratis tak Dapat Susu, Mendikdasmen: Sudah Penuhi Standar Gizi

Yang penting adalah yang 4 sehat, susu sebagai penyempurna.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti (kedua kiri) didampingi Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (kiri) meninjau program makan bergizi gratis di SMPN 12 Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Mendikdasmen menyatakan program makan bergizi gratis yang dilakukan serentak di 190 lokasi di 26 provinsi tersebut sampai akhir Januari 2025 mendatang akan terus ditingkatkan mencapai 943 lokasi di seluruh Indonesia guna memberikan anak-anak jasmani yang sehat dan tangguh.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti (kedua kiri) didampingi Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (kiri) meninjau program makan bergizi gratis di SMPN 12 Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Mendikdasmen menyatakan program makan bergizi gratis yang dilakukan serentak di 190 lokasi di 26 provinsi tersebut sampai akhir Januari 2025 mendatang akan terus ditingkatkan mencapai 943 lokasi di seluruh Indonesia guna memberikan anak-anak jasmani yang sehat dan tangguh.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Program makan siang bergizi gratis telah resmi dilaksanakan di 190 titik di 26 provinsi, Senin (6/1/2025), termasuk Jawa Tengah. Namun, di salah satu sekolah yang sudah mulai melaksanakan program tersebut adalah SMPN 12 Semarang, Jawa Tengah, yang mendapatkan makan bergizi gratis, tidak ada susu.

Makanan yang disajikan di SMPN 12 Semarang terdiri dari nasi, daging ayam asam manis, tahu goreng, oseng kacang panjang, dan sepotong semangka. Namun tak ada susu maupun air minum pengganti lainnya dalam menu yang disuguhkan untuk para siswa.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti yang hadir ke sekolah tersebut untuk melakukan pemantauan pun angkat bicara. Menurut Abdul Mu'ti mengungkapkan, menu yang disajikan untuk para siswa sudah sesuai dengan harapan Presiden Prabowo Subianto.

"Saya tadi melihat menunya sesuai dengan yang diharapkan Pak Presiden, memenuhi standar gizi," ujarnya.

Dia mengatakan, menu yang disajikan untuk para siswa sudah dihitung porsi gizinya. "Sudah diukur oleh para ahli gizi, berapa kebutuhan karbohidratnya, kandungan proteinnya, vitaminnya, dan sebagainya, sehingga memenuhi 4 sehat 5 sempurna," ucap Mu'ti.

Namun saat ditanya mengapa tak menyertakan susu dalam menu yang disajikan, Mu'ti menyebut susu memang tidak mesti ada. "Susunya memang tidak harus ya. Beberapa memang ada yang ditambahi dengan susu, tapi yang penting adalah yang 4 sehat tadi. Susu kan penyempurna," katanya.

"Nanti penyempurnaannya bisa di rumah. Kan tidak semuanya makan di sini. Di sini makan, di rumah juga kan makan," tambah Mu'ti.

Mu'ti mengatakan, meski pelaksanaan program makan siang bergizi gratis berada di bawah Badan Gizi Nasional, tapi kementeriannya siap membantu menyukseskan. Sebab program tersebut merupakan salah satu prioritas Presiden. "Ini adalah program yang sejak awal menjadi prioritas Pak Presiden dan Wakil Presiden untuk membangun generasi Indonesia yang sehat dan kuat," ucapnya.  

"Mudah-mudahan, setelah hari ini ada di 190 titik di 26 provinsi, mudah-mudahan sampai akhir Januari nanti ada sampai 973 (titik), bisa terus terlaksana dan bisa berjalan dengan lancar," tambah Mu'ti.

Di Kota Semarang, terdapat delapan lembaga pendidikan yang sudah mulai melaksanakan program makan siang bergizi gratis. Mereka adalah KB Mujahidin, TK Mujahidin, SD Negeri Srondol Wetan 1, SD Negeri Srondol Wetan 2, SD Negeri Wetan 5, SD Negeri Pedalangan 4, SMP Negeri 12, dan SMA Negeri 4.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement